PBB Minta Pemerintah Mali Hentikan Perbudakan Turun-Temurun
Kompas dunia | 29 Oktober 2021, 23:31 WIBBaca Juga: Perbudakan Seks Terbongkar di Australia, Gadis-Gadis Muda Dibius dan Dipaksa Jadi PSK
Perbudakan turun-temurun juga terjadi di negara tetangga Mali, yaitu Senegal, Burkina Faso, Niger, dan Mauritania yang menjadi negara terakhir di dunia yang menghapus perbudakan pada 1981.
Praktik ini memiliki sejarah panjang di Mali dan Afrika Barat kolonial dan kontemporer di mana orang-orang dengan status berasal dari “leluhur yang diperbudak” hidup di bagian bawah tangga sosial, menghadapi diskriminasi dan pengucilan sosial setiap hari.
Sebagai migran paksa dan pendatang baru yang melarikan diri dari perang atau kekurangan ekonomi, mereka diperlakukan sebagai budak oleh mereka yang berkuasa walau tidak diperjual belikan, karena nenek moyang mereka dianggap berasal dari status budak.
Di Mali, jaksa mendakwa sebagian besar kasus perbudakan turun-temurun sebagai perkara yang tergolong ringan, menurut laporan terkini Trafficking in Persons oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.
Laporan itu merekomendasikan agar UU anti-traffiking 2012 direvisi untuk memasukkan perbudakan turun-temurun.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Antara