Mahathir Kritik Pemerintah Malaysia yang Larang Ekspor Listrik ke Singapura
Kompas dunia | 28 Oktober 2021, 09:41 WIBKeputusan itu diambil untuk mendorong pengembangan industri energi terbarukan di dalam negeri karena Malaysia ingin mencapai target perubahan iklimnya.
Singapura kini tengah dilanda krisis energi. Masyarakat Singapura terancam kekurangan pasokan listrik karena harga listrik yang mahal.
Regulator energi Singapura (EMA) menyatakan, krisis energi di negaranya berawal dari berkurangnya pasokan gas alam cair (LNG) dari Indonesia.
Pasokan gas alam dari Indonesia yang biasanya dikirim lewat pipa West Natuna terganggu sejak Juli 2021. Sementara itu, permintaan listrik di Singapura meningkat sehingga membuat harga listrik mahal.
Baca Juga: Singapura Krisis Energi, Perusahaan Swasta Pemasok Listrik Nyerah Hentikan Bisnisnya
"Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yakni permintaan listrik yang lebih tinggi dari biasanya di dalam negeri dan pengurangan pasokan gas alam perpipaan dari Indonesia," kata EMA.
Krisis energi Singapura menyebabkan upaya negara itu untuk meliberalisasi sektor energinya pun menjadi terhambat. Melonjaknya harga gas membuat perusahaan penyedia listrik di Singapura rugi besar. Lantaran mayoritas pembangkit listrik disana menggunakan gas.
Sejumlah perusahaan listrik swasta di Singapura pun menyerah dan memutuskan akan keluar dari bisnis listrik. Perusahaan iSwitch Energy akan menghentikan penjualan listrik untuk ritel mulai 11 November 2021. iSwitch adalah perusahaan pengecer listrik terbesar di Singapura.
Selanjutnya adalah SilverCloud Energy, yang memasok listrik ke bangunan komersial, industri, dan perumahan Singapura. Manajemen SilverCloud Energy akan menginformasikan kepada pelanggan mereka, untuk beralih ke penyedia lain atau ke perusahaan listrik negara, SP Group.
Kemudian Diamond Electric, Best Electricity, dan Ohm Energy juga sudah berhenti menerima pelanggan baru. Diamond Electric sendiri akan menyerahkan kontrak berjangka yang ada ke penyedia utilitas lain.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Antara