Ini Masalah yang Bikin Erdogan Murka Lalu Usir 10 Dubes Asing
Kompas dunia | 25 Oktober 2021, 07:35 WIBDewan Eropa, yang dikenal sebagai pemantau HAM, telah memberi peringatan terakhir kepada Turki untuk memenuhi putusan Pengadilan HAM Eropa agar membebaskan Kavala sebelum dia menjalani peradilan.
Berpidato di depan massa di Kota Eskisehir Sabtu kemarin, Erdogan mengatakan bahwa para dubes itu "tidak bisa seenaknya datang ke Kementerian Luar Negeri Turki dan memberi perintah."
"Saya memberi perintah yang diperlukan kepada Kementerian Luar Negeri kita dan mengatakan apa yang harus dilakukan. Sepuluh dubes itu harus dinyatakan persona non grata. Kalian harus segera menyelesaikannya," kata Erdogan dikutip dari BBC. Namun, apa yang terjadi sekarang masih belum jelas.
Erdogan mengatakan bahwa para dubes itu harus memahami Turki atau pergi, demikian lapor media setempat.
Beberapa negara telah memberikan respons atas perintah Erdogan tersebut, salah satunya Jerman.
Kementerian Luar Negeri Jerman mengungkapkan saat ini tengah berbicara dengan sembilan negara lainnya.
Baca Juga: Pemerintah Erdogan Balas Surat Keturunan Sultan Aceh yang Minta Bantuan, Apa Isinya?
"Kami telah mencatat pernyataan serta pelaporan Presiden Turki Erdogan, dan saat ini tengah berkonsultasi secara intensif dengan sembilan negara lain yang bersangkutan," tutur sumber dari kementerian dikutip dari Deutsche Welle.
Sementara itu, Norwegia menegaskan Kedutaan Besarnya belum menerima pemberitahuan dari otoritas Turki.
"Duta Besar kami belum melakukan apa pun yang menjustifikasi pengusiran tersebut," tutur Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Norwegia Trude Maseide.
"Kami akan terus meminta Turki mematuhi standar demokrasi dan aturan hukum, yang sesuai dengan komitmen negara itu sendiri di bawah Konvensi Hak Asasi Manusia Eropa," ujarnya.
Pejabat Denmark dan Belanda juga menegaskan mereka akan terus menekan Turki terkait hak asasi manusia dan demokrasi.
Kasus Kavala telah menjadi sumber ketegangan antara pemerintah Turki dan para sekutu Baratnya.
Turki dituduh menerapkan hukum pidana atas para pengritiknya dan melanggar aturan hukum. Kasus Kavala ini contohnya.
Meski sebagai pebisnis, Kavala telah mengkampanyekan kebebasan berpendapat dan demokrasi. Sedangkan Presiden Erdogan mengatakan Kavala mendukung aksi protes Gezi di Turki pada 2013.
Penulis : Desy-Afrianti
Sumber :