> >

17 Misionaris Diculik Geng di Haiti, Pelaku Diminta Tobat dan Serahkan Korban

Kompas dunia | 17 Oktober 2021, 20:26 WIB
Situasi permukiman Jalouise di Port-au-Prince, Haiti pada September 2021. 17 misionaris asal AS diculik geng saat sedang bekerja di Haiti, Sabtu (17/10/2021). (Sumber: Rodrigo Abd/Associated Press)

PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.TV - Sekelompok misionaris asal Amerika Serikat (AS) diculik geng kriminal di Haiti, Sabtu (17/10/2021). Sebanyak 17 orang, termasuk anak-anak, menjadi korban penculikan tersebut.

Associated Press melaporkan, menurut Christian Aid Ministries, lembaga kemanusiaan yang mengetahui insiden itu, para misionaris diculik ketika hendak pulang dari lokasi pembangunan panti asuhan.

“Ini adalah permintaan doa khusus. Mohon berdoa para anggota geng bertobat,” tulis pesan yang disebarkan Christian Aid Ministries kepada lembaga dan program religius lain.

Direktur lapangan misi para misionaris itu dilaporkan sedang bekerja sama dengan Kedutaan Besar AS untuk Haiti.

Seorang juru bicara pemerintah AS mengatakan bahwa mereka mengetahui insiden tersebut.

Baca Juga: Imigran yang Dideportasi dari AS Tiba di Haiti, Kerusuhan Pecah di Bandara

“Keamanan dan kesehatan warga AS di luar negeri adalah salah satu prioritas tertinggi Kementerian Dalam Negeri,” kata juru bicara itu kepada Associated Press.

Lonjakan Kasus Penculikan dan Kriminalitas Geng di Haiti

Insiden kriminal dan penculikan terkait aktivitas geng dilaporkan meningkat tajam beberapa bulan terakhir; terutama setelah pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise oleh kelompok bersenjata pada Juli silam.

Menurut Kantor Gabungan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Haiti (BINUH), setidaknya terdapat 328 kasus penculikan yang dilaporkan ke polisis pada delapan bulan pertama 2021. Tahun lalu, selama 12 bulan, kasus penculikan yang dilaporkan sejumlah 234 kasus.

Geng-geng kriminal meminta uang tebusan untuk korban penculikan, berkisar antara ratusan dolar AS hingga satu juta dolar AS.

Kekerasan geng juga menyasar kalangan religius. Bulan lalu, seorang pelayan gereja dibunuh di depan rumah ibadah di Port-au-Prince. Istrinya pun diculik.

Pada April 2021, geng menculik lima pendeta dan dua suster. Selain itu, geng juga menculik anak sekolah, dokter, polisi, serta penumpang kendaraan umum.

“Kekacauan politik, meningkatnya kekerasan geng, kondisi sosial-ekonomi yang memburuk; semua ini memperburuk situasi kemanusiaan (di Haiti). Armada polisi yang dilimpahi tugas berlebihan dan didanai secara kurang tidak bisa membereskan masalah keamanan di Haiti,” tulis laporan BINUH.

Baca Juga: Kondisi Pengungsian Korban Gempa Haiti Jauh dari Layak, Pembagian Bantuan Hampir Rusuh!


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU