Hari Pangan Sedunia 16 Oktober 2021, Begini Sejarahnya
Kompas dunia | 16 Oktober 2021, 06:02 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Hari Pangan Sedunia atau World Food Day diperingati setiap tanggal 16 Oktober setiap tahunnya.
Tanggal tersebut dipilih karena merupakan lahirnya Organisasi Pangan dan Pertanian PBB atau Food and Agriculture Organization (FAO) of the United Nation, yakni 16 Oktober 1945, di Quebec, Kanada.
Ide ini berangkat dari mantan Menteri Pertanian dan Pangan Hungaria Dr Pal Romany yang memimpin Delegasi Hungaria pada sesi ke-20 Konferensi FAO.
Baca Juga: Penyelidik PBB: Anak-Anak dan Lansia di Korea Utara Terancam Kelaparan
Negara-negara anggota FAO menetapkan Hari Pangan Sedunia pada November 1979 dan menyerukan peringatan Hari Pangan Sedunia pada 16 Oktober 1981.
Sejak saat itulah, Hari Pangan Sedunia resmi diadakan setiap tahunnya.
Melansir Day of the Year, Sabtu (16/10/2021), Hari Pangan Sedunia diperingati untuk menyadarkan masyarakat dunia akan pentingnya organisasi FAO dan didedikasikan untuk mengatasi kelaparan global.
Selain itu, Hari Pangan Sedunia juga diperingati untuk meningkatkan kesadaran akan kebutuhan penting agar kebijakan pertanian berhasil diterapkan pertanian memastikan adanyan makanan yang cukup tersedia bagi semua orang.
Selama beberapa tahun, Hari Pangan Sedunia hadir dengan fokus pada aspek ketahanan pangan dan pertanian, termasuk komunitas nelayan, perubahan iklim, dan keanekaragaman hayati.
Baca Juga: Laporan PBB: akan Terjadi Krisis Air Global karena Perubahan Iklim
Hari Pangan Sedunia 2021
Melansir laman resmi FAO, teman Hari Pangan Sedunia 2021 adalah “Our Action Our Future-Better Production, Better Nutrition, a Better Environment and a Better Life” (Tindakan Kita Masa Depan Kita-Produksi yang lebih baik, Nutrisi yang lebih baik, Lingkungan yang Lebih Baik, dan Hidup yang Lebih Baik).
Melalui tema ini, masyarakat dunia diajak untuk menjadi pahlawan pangan yang berkontribusi pada transformasi sistem pertanian pangan yang lebih baik.
Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian PBB Qu Dongyu mengatakan bahwa transformasi sistem pertanian pangan dapat dimulai dari perilaku konsumsi kita, di mana kita membeli makanan, bagaimana makanan itu dikemas, sebapa banyak yang kita buang, dan apa dampaknya terhadap sistem pertanian kita.
Baca Juga: Indonesia Siap Berkolaborasi untuk Menghapus Kelaparan Dunia
“Kita semua memiliki potensi untuk menjadi pahlawan pangan. Tindakan kita adalah masa depan kita, tapi itu tidak berakhir dengan Anda dan saya. Pepatah lama mengatakan, Kita adalah apa yang kita makan,” kata Qu Dongyu.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Gading-Persada
Sumber : Day of the Year/FAO