> >

Siapakah Sally Rooney, Novelis Irlandia yang Berani Bilang Tidak kepada Israel?

Kompas dunia | 15 Oktober 2021, 18:29 WIB
Keputusan novelis Irlandia Sally Rooney untuk menolak sebuah penerbit Israel yang ingin menerjemahkan karya terbarunya ke dalam bahasa Ibrani membuat berang Tel Aviv. (Sumber: Instagram sallyrooneyofficial)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Novelis Irlandia Sally Rooney menolak novel terbarunya diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani oleh sebuah penerbit Israel yang menurutnya terlibat dalam apartheid dan pelanggaran hak-hak rakyat Palestina.

Siapakah Sally Rooney?

Rooney lahir pada 1991. Saat ini, dia tinggal di Castlebar, Irlandia, bersama suaminya, John Prasifka.

"Aku suka kehidupanku yang terkontrol," ujarnya dalam wawancara dengan The New York Times.

"Aku tinggal di pedesaan, dan aku suka berada dalam keadaan terpencil, dan menjadikan pekerjaanku sebagai hal yang utama," imbuhnya.

Rooney merilis novel debutnya Conversations With Friends pada 2017. Novel ini berhasil masuk shortlist untuk Dylan Thomas Prize dan Rathbones Folio Prize. Tidak hanya itu, novel tersebut juga masuk longlist untuk Desmond Elliott Prize.

Novelnya Normal People yang diterbitkan pertama kali pada 2018, masuk longlist untuk Man Booker Prize, penghargaan tahunan yang diberikan kepada novel-novel berbahasa Inggris terbaik yang diterbitkan di Inggris dan Irlandia di tahun yang sama.

Pada 2020, Normal People diadaptasi ke serial televisi dan ditayangkan BBC. Rooney turut membantu penulisan naskah adaptasinya.

Baca Juga: Novelis Irlandia Ini Boikot Penerbit Israel Demi Perjuangkan Hak Rakyat Palestina, Tel Aviv Berang

Novel ketiga dan terbarunya, Beautiful World, Where Are You, diterbitkan pada 2021. Karya terbaru Rooney tersebut menuai pujian dari berbagai media.

“Penulisan terkuat Rooney sejauh ini… Ada kejujuran dan kebenaran yang menyentuh di halaman-halaman ini, bersamaan dengan kepandaian yang sunyi,” tulis Financial Times seperti dikutip dari laman web penerbit buku-buku Rooney untuk kawasan Inggris dan Irlandia, Faber & Faber.

“‘Beautiful World, Where Are You' tidak hanya layak dibaca. Ini layak dipikirkan,” kata Irish Times dikutip oleh Faber & Faber.

Baru-baru ini, nama Sally Rooney menjadi sorotan lantaran menolak memberikan hak penerjemahan untuk Beautiful World, Where Are You ke dalam bahasa Ibrani kepada Modan Publishing, penerbit Israel.

Rooney menyebut Modan Publishing “tidak secara terbuka menjaga jarak dengan apartheid dan mendukung hak-hak rakyat Palestina sesuai dengan yang ditetapkan PBB.”

Baca Juga: Angela Merkel Bertemu PM Israel, Berbantah Soal Isu Palestina

Berita tentang penolakan Rooney tersebut dimuat surat kabar Israel, Haaretz, yang mengutip Modan Publishing.

Menurut Middle East Eye, Modan Publishing bekerja sama dengan pemerintah Israel untuk memproduksi dan memasarkan buku-buku untuk Kementerian Pertahanan Israel.

Pada Selasa (12/10/2021) lalu, penulis itu menjelaskan keputusannya tersebut dalam sebuah pernyataan.

Rooney mengatakan, laporan-laporan Human Rights Watch dan organisasi pembela HAM Israel, B’Tselem, “mengonfirmasi apa yang sudah disampaikan kelompok-kelompok HAM Palestina sejak lama: sistem dominasi dan segregasi rasial Israel terhadap Palestina sesuai dengan definisi apartheid di bawah hukum internasional.”

Tak mengherankan jika posisinya itu mendapat kecaman dari pemerintah Israel.

“Ini merupakan posisi yang disayangkan yang mendorong kesempitan berpikir dan menghalangi perdamaian, dialog, atau perubahan yang berarti. Sastra merupakan alat untuk mempromosikan dialog dan percakapan,” kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel kepada media Inggris, The Telegraph.

Baca Juga: Profesor Inggris yang Dipecat Kampus: Ada Kampanye Israel untuk Membungkam Suara Pro-Palestina

Di lain sisi, keputusan Rooney disambut baik oleh Kampanye Palestina untuk Pemboikotan Akademis dan Budaya terhadap Israel (PACBI).

“Warga Palestina menyambut hangat keputusan penulis Irlandia yang telah diakui Sally Rooney untuk menolak kesepakatan dengan Modan Publishing House, penerbit Israel yang terlibat dengan rezim apartheid, pendudukan, dan kolonialisme pemukim yang menewaskan lebih dari 240 warga Palestina pada Mei tahun ini saja,” kata PACBI dalam cuitan lewat akun resminya, Selasa.

Penulis : Edy A. Putra Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Berbagai sumber


TERBARU