Novelis Irlandia Ini Boikot Penerbit Israel Demi Perjuangkan Hak Rakyat Palestina, Tel Aviv Berang
Kompas dunia | 15 Oktober 2021, 10:41 WIBLONDON, KOMPAS.TV - Keputusan novelis Irlandia Sally Rooney untuk menolak sebuah penerbit Israel yang ingin menerjemahkan karya terbarunya ke dalam bahasa Ibrani membuat berang Tel Aviv.
Rooney menolak buku terbarunya Beautiful World, Where Are You? diterjemahkan oleh Modan Publishing yang menurutnya “tidak secara terbuka menjaga jarak dengan apartheid dan mendukung hak-hak rakyat Palestina sesuai dengan yang ditetapkan PBB.”
Berita tentang penolakan Rooney tersebut dimuat surat kabar Israel, Haaretz, yang mengutip Modan Publishing.
Menurut Middle East Eye, Modan Publishing bekerja sama dengan pemerintah Israel untuk memproduksi dan memasarkan buku-buku untuk Kementerian Pertahanan Israel.
Pada Selasa (12/10/2021) lalu, penulis novel Normal People itu menjelaskan keputusannya tersebut dalam sebuah pernyataan.
Rooney mengatakan laporan-laporan Human Rights Watch dan organisasi pembela HAM Israel, B’Tselem, “mengonfirmasi apa yang sudah disampaikan kelompok-kelompok HAM Palestina sejak lama: sistem dominasi dan segregasi rasial Israel terhadap Palestina sesuai dengan definisi apartheid di bawah hukum internasional.”
Baca Juga: Angela Merkel Bertemu PM Israel, Berbantah Soal Isu Palestina
Dia mendukung aksi boikot kebudayaan terhadap Israel. Rooney mengatakan meski banyak negara lain yang juga bersalah atas pelanggaran HAM, khusus dalam kasus ini, dia merespons “seruan dari masyarakat sipil Palestina termasuk seluruh serikat perdagangan dan penulis utama Palestina.”
“Hak penerjemahan ke bahasa ibrani untuk novel baruku masih tersedia dan jika aku dapat menemukan cara untuk menjual hak-hak ini yang patuh dengan pedoman-pedoman boikot institusional gerakan BDS (Boycott, Divestment, Sanctions), aku akan sangat senang dan bangga melakukan itu,” tegas penulis 30 tahun itu.
“Sementara ini, aku ingin mengungkapkan sekali lagi solidaritasku dengan rakyat Palestina dalam perjuangan mereka meraih kemerdekaan, keadilan, dan kesetaraan.”
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel menuding Rooney “picik” dan “membungkam opini.”
Baca Juga: 97 Persen Air Terkontaminasi, Warga Gaza Keracunan Pelan-Pelan
“Ini merupakan posisi yang disayangkan yang mendorong kesempitan berpikir dan menghalangi perdamaian, dialog, atau perubahan yang berarti. Sastra merupakan alat untuk mempromosikan dialog dan percakapan,” kata juru bicara tersebut kepada media Inggris, The Telegraph.
Adapun Nurit Tinari, direktur divisi kebudayaan Kemlu Israel, mengklaim BDS sebagai “kampanye tidak sah yang telah dinodai dengan antisemitisme sejak ditemukan hingga hari ini.”
Di sisi lain, sejumlah aktivis dan komentator mendukung posisi yang diambil Rooney.
“Tuhan memberkati orang-orang Irlandia! Mereka tahu penindasan saat mereka melihatnya, karena mereka sudah pernah mengalaminya dan mereka mendukung hak-hak Palestina, karena ini tentang keadilan,” ujar James Zogby, pendiri Institut Arab Amerika (Arab American Institute), seperti dikutip Middle East Eye.
Baca Juga: Arkeolog Israel Temukan Tempat Produksi Anggur Kuno Berkapasitas 2 Juta Liter per Tahun
Hal senada juga disampaikan Kampanye Palestina untuk Pemboikotan Akademis dan Budaya terhadap Israel (The Palestinian Campaign for the Academic & Cultural Boycott of Israel/PACBI).
“Warga Palestina menyambut hangat keputusan penulis Irlandia yang telah diakui Sally Rooney untuk menolak kesepakatan dengan Modan Publishing House, penerbit Israel yang terlibat dengan rezim apartheid, pendudukan, dan kolonialisme pemukim yang menewaskan lebih dari 240 warga Palestina pada Mei tahun ini saja,” kata PACBI dalam cuitan lewat akun resminya, Selasa.
Baca Juga: Profesor Inggris yang Dipecat Kampus: Ada Kampanye Israel untuk Membungkam Suara Pro-Palestina
Penulis : Edy A. Putra Editor : Gading-Persada
Sumber : Middle East Eye