> >

Pemegang Rekor Lari Jarak Jauh Dunia Asal Kenya Ditemukan Tewas Dengan Luka Tusuk

Kompas dunia | 14 Oktober 2021, 09:20 WIB
Agnes Tirop ketika memenangkan pertandingan lari 1500 meter di Stockholm, Swedia, 30 Mei 2019. Tirop ditemukan tewas dengan luka tusuk pada Rabu, 13 Oktober 2021. (Sumber: Associated Press)

NAIROBI, KOMPAS.TV – Pelari asal Kenya yang memecahkan rekor dunia 10 kilometer, Agnes Jebet Tirop, ditemukan tewas di rumahnya dengan luka tusuk, Rabu (13/10/2021). Federasi Lari Kenya mengatakan ia diduga ditikam oleh suaminya.

Tirop merupakan peraih medali perunggu Kejuaraan Atletik Dunia sebanyak dua kali. Dalam Olimpiade Tokyo, dia finis di posisi keempat dalam final lari 5.000m. Bulan lalu, Tirop bahkan memecahkan rekor dunia untuk lomba lari 10km putri di Herzogenaurach, Jerman.

Investigasi masih berlangsung atas kematiannya. Polisi mengatakan suaminya hilang setelah kejadian ini. Tirop berusia 25 tahun. 

Baca Juga: Menentang Suntik Vaksin, Dokter di Kenya Meninggal Akibat Covid-19

Pada hari Rabu, penyelidik mendatangi rumah Tirop, setelah menerima laporan dari ayahnya bahwa Tirop hilang pada Selasa malam.

"Ketika [polisi] masuk ke rumah, mereka menemukan Tirop di tempat tidur dan ada genangan darah di lantai," kata Tom Makori, kepala polisi daerah seperti dikutip dari BBC.

"Mereka melihat dia ditikam di leher, yang membuat kami percaya itu adalah luka pisau, dan kami percaya itulah yang menyebabkan kematiannya,” tambahnya.

"Suaminya masih buron, dan penyelidikan awal memberi tahu kami bahwa suaminya adalah tersangka karena dia tidak dapat ditemukan. Polisi berusaha menemukan suaminya sehingga dia bisa menjelaskan apa yang terjadi pada Tirop," tambahnya.

Baca Juga: Dokter Anti-Vaksin dari Kenya, Stephen Karanja Meninggal Dunia karena Covid-19

Menurut beberapa sumber kepada BBC, Tirop juga ditemukan tewas dengan luka tusuk di perutnya. 

"Federasi Atletik Kenya sangat berduka ketika mengetahui kematian mendadak peraih medali perunggu dunia 10.000m Agnes Tirop," kata badan atletik negara itu. 

"Kami masih bekerja untuk menggali lebih banyak detail seputar kematiannya. Kenya telah kehilangan permata yang merupakan salah satu raksasa atletik yang paling cepat naik daun di panggung internasional, berkat penampilannya di lintasan," tambah pernyataan badan atletik Kenya.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Purwanto

Sumber : Associated Press, BBC


TERBARU