> >

Robot Patroli Singapura Bikin Warga Khawatir akan Pengawasan Negara, Ini Penampakannya

Kompas dunia | 8 Oktober 2021, 09:55 WIB
Robot patroli Xavier membuat warga Singapura khawatir atas pengawasan negara terhadap mereka. (Sumber: The Straits Times)

SINGAPURA, KOMPAS.TV - Kemunculan robot patroli membuat warga Singapura ketakutan akan pengawasan negara terhadap mereka.

Singapura memang telah melakukan uji coba terhadap robot patroli yang memberikan peringatan kepada orang-orang yang terlibat dalam perilaku sosial yang tak diinginkan.

Selain itu juga menjadi tambahan teknologi pengawasan yang dikontrol ketat di negara tersebut, dan kemudian memicu masalah privasi.

Sebelumnya sejumlah besar kamera CCTV hingga uji coba tiang lampu yang dilengkapi dengan teknologi pengenalan wajah, membuat Singapura dipenuhi alat untuk melacak penghuninya.

Baca Juga: Kapal Selam AS Menabrak Objek Bawah Laut di Laut Cina Selatan

Itu termasuk uji coba tiga pekan pada September lalu, di mana dua robot dikerahkan untuk berpatroli di perumahan dan pusat perbelanjaan.

Pejabat Singapura memang telah lama mendorong visi “Negara Pintar” yang sangat efisien dan didorong dengan teknologi.

Tetapi para aktivis menegaskan kebijakan tersebut mengorbankan privasi dan membuat warga hanya memiliki sedikit kendali atas apa yang terjadi pada data mereka.

Singapura memang sering dikritik karena membatasai kebebasan sipil dan orang-orang terbiasa dengan kontrol yang ketat, tetapi masih ada kegelisahan yang berkembang karena teknologi yang ada dianggap mengganggu.

Dikutip dari The Guardian, perangkat pengawasan terbaru adalah robot patroli di atas roda, dengan tujuh kamera yang mengeluarkan peringatan kepada publik dan mendeteksi perilaku sosial yang tak diinginkan.

Hal itu termasuk merokok di area terlarang, memarkir sepeda di tempat yang tak seharusnya, dan melanggar peraturan pembatasan sosial Covid-19.

Baca Juga: Pfizer Ajukan Permohonan pada AS untuk Sahkan Vaksin Anak-Anak di bawah 12 Tahun

Pada patroli baru-baru ini, salah satu robot yang diberi nama Xavier, berjalan melewati perumahan dan berhenti di depan sekelompok lansia yang sedang menonton pertandingan catur.

“Tolong jaga jarak satu merter, tolong hanya lima orang setiap grup,” bunyi peringatan dari robot tersebut dan kamera menatap ke arah mereka.

Seorang warga, Frannie Teo (34 tahun), mengungkapkan pendapatnya mengenai robot tersebut.

“Ini mengingatkan saya akan Robocop. Hal ini seperti dunia distopia para robot. Saya sedikit ragu dengan konsep tersebut,” tuturnya.

Aktivis Hak Digital, Lee Yi Ting, mengatakan peralatan tersebut menjadi cara terbaru yang membuat warga Singapura diawasi negara.

“Itu semua berkontribusi pada perasaan orang. Perlu memperhatikan apa yang mereka katakan dan apa yang mereka lakukan di Singapura jauh lebih besar di negara lain,” tuturnya.

Tapi pihak pemerintah membela penggunaan robot tersebut.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik, Singapura: 98 Persen Pasien Bergejala Ringan atau Tanpa Gejala Berkat Vaksin

Mereka menegaskan tak menggunakannya untuk mengidentifikasi atau mengambil tindakan terhadap pelanggar selama uji coba teknologi.

Selain itu, teknologi ini sangat diperlukan untuk mengatasi krisis tenaga kerja seiring bertambahnya usia populasi.

“Tenaga kerja saat ini kian menyusut,” ujar Ong Ka Hing dari badan pemerintah yang membangun robot Xavier.

Ia pun menambahkan, robot-robot itu dapat mengurangi jumlah petugas yang diperlukan saat patroli jalan kaki.

Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : The Guardian


TERBARU