Wakil Menlu AS Desak Turki Tidak Beli Lebih Banyak Senjata Canggih dari Rusia
Kompas dunia | 2 Oktober 2021, 15:05 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS), Jumat (01/10/2021), memperingatkan Turki tentang risiko lebih lanjut dan lebih parah terhadap hubungan bilateral antara kedua negara jika Ankara membeli lebih banyak senjata dari Rusia, setelah tindakan balasan AS atas pembelian sistem peluru kendali pertahanan udara S-400.
Pernyataan dari Amerika Serikat itu muncul setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan sejawatnya dari Rusia, Presiden Vladimir Putin, awal pekan ini.
Keduanya membahas kerja sama militer yang lebih besar, tidak cuma pembelian, namun kerja sama pembuatan dan pemeliharaan jet tempur dan kapal selam canggih.
Turki, anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), melengos begitu saja saat AS memperingatkannya pada tahun 2017 agar tidak membeli sistem pertahanan udara S-400.
Pasalnya, AS dan aliansi Barat khawatir hal itu akan memungkinkan Rusia mengasah keterampilannya dalam menargetkan pesawat-pesawat AS dan Eropa Barat.
“Kami mendesak Turki di setiap tingkat dan kesempatan untuk tidak mempertahankan sistem S-400 dan menahan diri dari membeli peralatan militer tambahan Rusia,” kata Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman kepada wartawan ketika ditanya tentang perjalanan Erdogan seperti dilansir France24, Sabtu (2/10/2021).
"Kami terus menjelaskannya kepada Turki dan apa konsekuensinya jika mereka bergerak ke arah itu," kata Sherman yang sedang berkunjung ke Swiss pada Jumat.
Baca Juga: Erdogan Pertimbangkan Beli Lebih Banyak Rudal Pertahanan Udara Rusia Meski Diancam Amerika Serikat
Sherman menegaskan kembali sistem pertahanan udara S-400 Rusia "tidak kompatibel atau dapat dioperasikan dengan sistem NATO."
Sebagai reaksi atas pembelian S-400 Turki dari Rusia, AS mengeluarkan Ankara dari program jet siluman F-35 yang canggih. Program tersebut juga melibatkan beberapa perusahaan Turki. Ankara berharap bisa mendapat 100 pesawat serta pemasok Turki bisa mendapat bisnis sebagai pemasok jet siluman itu.
Tetapi Sherman menekankan AS menghargai hubungan dengan Turki, merujuk pada kesediaan Ankara menerima jutaan pengungsi Suriah dan membantu pemulihan bandara internasional di Kabul, Afghanistan.
“Kadang-kadang Turki adalah tantangan. Saya yakin mereka terkadang menganggap Amerika Serikat sebagai tantangan. Tapi mereka adalah sekutu NATO yang berharga,” kata Sherman.
Pada Kamis (30/9/2021) lalu, Erdogan mengatakan hubungannya dengan Presiden AS Joe Biden "tidak dimulai dengan awal yang baik". Sebelum berkuasa, Biden menggambarkan pemimpin Turki itu sebagai seorang otokrat dan menyuarakan dukungannya untuk kubu oposisi di negara itu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/France24