Gara-gara Kekurangan Sopir Truk, Susu hingga BBM Langka di Inggris
Kompas dunia | 29 September 2021, 12:13 WIBLONDON, KOMPAS.TV- Inggris kini tengah dilanda krisis bahan bakar minyak (BBM). Penyebabnya, Inggris kekurangan sopir truk pengangkut BBM dan karena panic buying warganya sendiri. Hal itu terjadi akibat konsekuensi Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Sejak Inggris keluar dari Uni Eropa, puluhan ribu supir truk kembali ke negara asalnya dan menyebabkan defisit supir di negeri Ratu Elizabeth itu. Sedangkan untuk merekrut supir truk baru asal Inggris tidaklah mudah. Karena butuh lisensi khusus dan pelatihan tambahan.
Langka nya BBM di Inggris ternyata juga diikuti dengan kelangkaan barang-barang lainnya. Mengutip dari BBC, Rabu (29/9/2021), barang yang pasukannya mulai berkurang di Inggris di antaranya adalah mobil baru dan bekas, susu, daging, mainan dan pohon natal, serta kayu dan semen.
Kekurangan pengemudi supir truk tidak hanya membuat pasokan BBM ke SPBU tersendat, tapi juga menghambat pasokan ke supermarket. Produk segar seperti susu dan daging mulai berkurang suplai nya di supermarket sejak April.
Baca Juga: Co-CEO Netflix: Squid Game Berpotensi Menjadi Serial Non-Bahasa Inggris Terbesar di Dunia
Bahkan ada peternak sapi perah yang terpaksa membuang susunya karena tidak bisa diangkut ke toko.
Produsen susu Arla yang memasok susu ke semua supermarket besar di Inggris, biasanya mengirim susu ke 2.400 toko setiap harinya. Namun kini pihak Arla hanya bisa mengirim ke beberapa toko saja.
Untuk kayu dan semen, masalah terjadi mulai dari aturan impor pasca-Brexit, masalah rantai pasokan, hingga pengiriman. Sedangkan mobil dan pernak-pernik Natal, adalah imbas dari masalah global.
Pasokan chip untuk mobil dan perlengkapan Natal sedang menurun di seluruh dunia. Sekitar 70 persen mainan dunia dibuat di China dan biaya untuk membawanya ke Inggris telah meningkat pesat.
Baca Juga: Gaji Tak Dibayar, Perempuan Pekerja Desak Masyarakat Internasional Alirkan Bantuan untuk Afghanistan
Kontainer sedang langka di Asia karena efek pandemi pada rantai pasokan internasional. Itu menyebabkan biaya pengiriman menjadi 10 kali lebih tinggi.
Waktu pengiriman pun menjadi dua kali lipat, yang berarti semakin sedikit waktu yang tersedia untuk memasok mainan ke toko sebelum perayaan Natal.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber :