> >

Gaji Tak Dibayar, Perempuan Pekerja Desak Masyarakat Internasional Alirkan Bantuan untuk Afghanistan

Kompas dunia | 29 September 2021, 07:12 WIB
Anggota kelompok Taliban berdiri di depan mural yang menggambarkan perempuan terkekang di balik kawat berduri, Selasa, 21 September 2021. (Sumber: Associated Press)

Perempuan yang bekerja di daerah pedesaan sangat terpengaruh dengan terjadinya penunggakan gaji mereka selama beberapa bulan terakhir. Noori, mendesak agar pembayaran gaji mereka diprioritaskan.

Selain itu, gaji untuk pria dan wanita di seluruh lembaga negara tidak dibayar oleh pemerintah sebelumnya di bawah Presiden Ashraf Ghani, beberapa bulan sebelum pengambilalihan Taliban.

Bank Dunia mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Selasa, bahwa mereka sangat prihatin tentang gangguan pada layanan kesehatan kritis dan mengatakan pihaknya memantau dan menilai situasi dengan cermat.

“Kami terus mengamati dan setelah situasi menjadi lebih jelas, kami akan dapat menilai langkah selanjutnya,” katanya.

Noori mengatakan, tidak dibayarnya pekerja kesehatan perempuan telah merusak pemberian layanan, terutama di daerah pedesaan. Hal ini berdampak pada tingkat kematian ibu dan bayi yang lebih tinggi.

Menurut Noori, gaji sebanyak 8.400 orang dari total 14.000 petugas kesehatan telah dibayarkan langsung oleh Bank Dunia di masa lalu, tetapi alokasi itu berhenti dua bulan lalu.

Yalda Hamishi, seorang dokter kandungan, mengatakan penghentian dana telah menyebabkan "bencana" di daerah pedesaan dan sebagian besar dokter wanita berhenti bekerja karena mereka belum menerima gaji.

Baca Juga: Nasib Afghanistan Kemungkinan Berbeda jika Presiden Ashraf Ghani Tidak Kabur

Sementara itu, para guru berbicara langsung kepada pimpinan baru Taliban. Mereka meminta pekerjaan alternatif bagi sekitar 16.000 guru perempuan yang dilarang mengajar di sekolah menengah oleh Taliban, sampai keputusan baru tentang status mereka ditetapkan. Sebagian besar dari mereka merupakan satu-satunya pencari nafkah dalam keluarga.

Mereka mendesak Taliban untuk memastikan lingkungan yang aman bagi anak laki-laki dan perempuan untuk bersekolah dan membuka kembali sekolah untuk anak perempuan sesegera mungkin. Sekolah putri dari kelas 7-12 hingga kini masih ditutup.
 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Fadhilah

Sumber : Associated Press


TERBARU