Kisah John Hinckley, Sang Pecinta Buta Penembak Presiden yang Kini Bebas
Kompas dunia | 28 September 2021, 14:10 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Setelah mendekam dalam rumah sakit jiwa selama lebih dari 30 tahun, John Hinckley akan menghirup kebebasannya.
Hal itu dinyatakan seorang hakim Amerika Serikat, yang akan memberikan "pembebasan tanpa syarat" kepada John Hinckley, yang menembak Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan dan tiga orang lainnya dalam sebuah percobaan pembunuhan pada 30 Maret 1981 silam.
Saat itu Reagan baru saja selesai berpidato dalam acara pertemuan buruh di Hotel Hilton. Ketika berjalan menuju ke limousinnya bersama rombongan, John Hinckley Jr, berdiri di antara sekelompok wartawan dan melepaskan enam tembakan ke arah Reagan.
"Setelah bertahun-tahun, saya akan memberikan pembebasan tanpa syarat kepada Hinckley," kata Hakim Distrik AS Paul Friedman dalam sidang di pengadilan Distrik Columbia, Senin (27/9/2021).
Pada 2016, Friedman mengizinkan Hinckley untuk pindah dari sebuah rumah sakit jiwa di Washington yang dihuninya selama tiga dekade lebih
Baca Juga: Amerika Bersatu! Itulah Tema Pelantikan Joe Biden Menjadi Presiden Amerika Serikat 20 Januari Nanti
.
Mesti telah menembakkan peluru kepada orang nomor satu di Amerika serikat dan membuat lumpuh Sekretaris Pers Gedung Putih James Brady, namun John Hinckley dinyatakan tak bersalah karena alasan sakit mental ketika diadili pada 1982.
Keputusan itu menimbulkan keributan.
Namun, gejala sakit jiwa yang dialami Hinckley sudah terdeteksi sejak muda. Terutama obsesi yang berlebihan kepada tokoh pujaanya.
Penggemar berat John Lennon ini hatinya hancur saat tahu sang idola tewas ditembak.
Dalam sebuah acara di malam tahun baru, sambil mabuk Hinckley mengatakan, “Saya hanya ingin mengucapkan selamat tinggal pada tahun yang lalu, yang tidak berarti apa-apa. Kesengsaraan total, kematian total, John Lennon sudah mati, dunia sudah berakhir, lupakan saja,” kata lelaki kelahiran Oklahoma, 29 Mei 1955 ini.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV