Krisis BBM Inggris Makin Parah, 90 Persen SPBU di Beberapa Wilayah Kehabisan Stok
Kompas dunia | 28 September 2021, 00:05 WIBLONDON, KOMPAS.TV - Hampir 90 persen SPBU di kota-kota besar Inggris kehabisan stok bahan bakar minyak (BBM), seperti dilansir France24, Senin (27/09/2021).
Situasi diperparah dengan aksi warga yang memborong BBM sehingga krisis rantai pasokan di Inggris yang dipicu oleh kurangnya jumlah sopir truk pengangkut itu kini makin runyam.
Kelangkaan sopir truk, pertama kali sejak Inggris mundur dari Uni Eropa (Brexit), menyebabkan kekacauan rantai pasokan, dari makanan hingga BBM.
Kondisi itu menimbulkan kekhawatiran terhadap kenaikan harga barang menjelang Natal. Para menteri berulang kali meminta masyarakat untuk tidak melakukan aksi memborong barang.
Asosiasi Pengecer Bensin Inggris (PRA) yang mewakili hampir 5.500 gerai independen BBM, mengatakan sekitar dua pertiga anggotanya melaporkan mereka sudah menjual habis bahan bakar mereka, sementara sisanya "sebagian mulai kering dan segera habis".
Di beberapa wilayah, hingga 90 persen pompa bensin sudah kehabisan stok, kata Ketua PRA Brian Madderson, seraya menambahkan kekurangan tersebut adalah akibat dari "pembelian panik, sesederhana itu (sebabnya)".
"Ada banyak bahan bakar di negara ini, tapi lokasinya di tempat yang salah bagi pengendara," katanya kepada BBC. "BBM masih di terminal dan kilang."
Baca Juga: Inggris Kekurangan Pasokan Bensin dan Solar, Antrean BBM Mengular
Antrean panjang kendaraan terbentuk di banyak SPBU selama akhir pekan, dan suasana memanas saat beberapa pengemudi menunggu berjam-jam.
Polisi dipanggil ke salah satu pom bensin London pada hari Minggu setelah bentrokan pecah. Polisi mengatakan seorang pria ditangkap karena dicurigai melakukan penyerangan.
BP, yang mengoperasikan 1.200 SPBU di Inggris mengatakan hampir sepertiga SPBU miliknya kehabisan bahan bakar pada hari Minggu.
Industri pengangkutan mengatakan Inggris kekurangan puluhan ribu pengemudi truk, karena kerunyaman yang sempurna, termasuk akibat pandemi Covid-19, tenaga kerja yang menua, dan eksodus pekerja asing setelah Inggris keluar dari Uni Eropa tahun lalu atau Brexit.
Mengomentari masalah pompa bensin di Inggris, Menteri Prancis Urusan Eropa Clément Beaune mengatakan, masalah itu mencerminkan "penipuan intelektual" dari Brexit.
Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan Jerman, juga mengalami kekurangan sopir truk.
Masalahnya terutama terlihat di Inggris, di mana kekurangan sopir truk berkontribusi pada kosongnya rak-rak supermarket dan pompa bensin yang tutup.
Setelah tekanan meningkat berminggu-minggu pemerintah Konservatif Inggris mengumumkan pada hari Sabtu mereka akan mengeluarkan ribuan visa darurat bagi pengemudi truk asing untuk membantu mencegah Natal tanpa kalkun atau mainan bagi banyak keluarga Inggris.
Pemerintah Inggris mengumumkan akan menerbitkan 5.000 visa jangka waktu tiga bulan untuk pengemudi truk mulai bulan Oktober, dan 5.500 visa tambahan untuk pekerja sektor unggas.
Kelompok industri menyambut baik rencana penerbitan visa yang baru, meskipun Konsorsium Ritel Inggris mengatakan itu "terlalu sedikit, dan sudah terlambat".
Ruby McGregor-Smith, presiden Konfederasi Industri Inggris, mengatakan pengumuman itu "setara dengan melemparkan setetes air ke api unggun".
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV/Straits Times/Bloomberg