Salon India Ini Dituntut Rp3,8 M Gara-Gara Salah Potong Rambut Pelanggan
Kompas dunia | 24 September 2021, 19:48 WIBDELHI, KOMPAS.TV – Pengadilan konsumen di India memerintahkan sebuah salon untuk membayar 20 juta rupee (atau sekitar Rp3,9 miliar) atas kerugian yang dialami seorang model perempuan yang menjadi pelanggannya. Sang model komplain karena salon itu salah memotong rambutnya.
Melansir BBC, disebutkan bahwa sang model kerap menerima pekerjaan dari perusahaan produk rambut lantaran ia memiliki rambut panjang yang indah.
Namun, salon itu telah memotong rambutnya terlalu pendek, tak sesuai dengan permintaan si model. Akibatnya, sang model merasa dirugikan.
Salon yang merupakan bagian jaringan hotel terkemuka di Delhi itu diperbolehkan mengajukan banding atas vonis itu.
Baca Juga: Potong Rambut Anak Tanpa Izin, Sang Ayah Gugat Sekolah Rp14 Miliar
Komisi Penyelesaian Sengketa Konsumen Nasional (NCDRC) mengatakan, "Sang model kehilangan pekerjaan yang diharapkannya dan menderita kerugian besar yang benar-benar mengubah gaya hidupnya, serta menghancurkan mimpinya untuk menjadi model top."
“Dia mengalami gangguan mental yang parah dan trauma akibat kelalaian dalam memotong rambutnya. Dia tidak bisa berkonsentrasi dalam pekerjaannya, dan akhirnya kehilangan pekerjaannya,” kata NCDRC.
Sang model pergi untuk memotong rambutnya ke salon yang ada di hotel Delhi pada 2018. Sebelum rambutnya dipotong, ia memberi instruksi spesifik pada pegawai salon tentang gaya rambut yang diinginkannya.
Baca Juga: Gumpalan Rambut Muncul di Sela Makam Tua 100 Tahun, Netizen Amerika Serikat Heboh
Namun, menurut dokumen pengadilan, pegawai salon memotong sebagian besar rambutnya, dan hanya menyisakan rambut sepanjang sekitar 10 sentimeter melewati bahunya.
“Dia berhenti berkaca di cermin. Dia adalah seorang profesional komunikasi dan harus terlibat dalam banyak rapat dan sesi interaktif. Tapi dia kehilangan kepercayaan dirinya akibat masalah rambutnya,” demikian tulis dokumen pengadilan.
Saat mengajukan komplain ke salon, ia ditawari perawatan rambut gratis sebagai gantinya. Namun, perempuan itu menyatakan pada pengadilan bahwa perawatan itu meragukan dan justru merusak rambutnya.
“Dia juga menderita kehilangan pendapatan akibat gangguan mental setelah pemotongan rambut yang buruk itu, dan setelahnya, perawatan rambut yang menyiksa. Dia kehilangan pekerjaannya juga. Dia telah mengalami penderitaan dan trauma selama dua tahun belakangan setelah insiden ini,” urai pengadilan.
Baca Juga: Kerap Ditanyakan, Bolehkah PNS Pria Berambut Panjang atau Gondrong? Ini Jawaban BKN
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : BBC