> >

Pahlawan Kemanusiaan Rwanda Dituduh Jadi Teroris, Didakwa Penjara 25 Tahun

Kompas dunia | 21 September 2021, 16:09 WIB
Paul Rusesabagina menghadiri persidangan di Rwanda pada 14 September 2020. (Sumber: Associated Press)

Pemerintahan Kagame sendiri diduga sering menggunakan penangkapan dan pembunuhan di luar hukum untuk membungkam kritik, sesuatu yang disangkal oleh pemerintah.

Pengadilan memvonis Rusesabagina bersalah atas delapan tuduhan, termasuk menjadi anggota kelompok teroris, pembunuhan, serta penculikan.

Pemerintah menuduhnya mendukung sayap militer dari platform politik bentukannya, Gerakan Rwanda untuk Perubahan Demokratis (MRCD). Kelompok milisi ini disebut bertanggung jawab atas serangan pada 2018 dan 2019 yang menewaskan sembilan warga Rwanda.

Rusesabagina sendiri mengaku terlibat dalam pembentukan kelompok bersenjata itu. Namun, ia berupaya cuci tangan dari serangan kelompok bersenjata tersebut.

Ia menyebut tujuan didirikannya kelompok itu untuk membantu pengungsi dan berkata bahwa ia menolak kekerasan.

Rusesabagina bersikeras ia tidak bersalah atas semua tuduhan, tetapi sejak jauh hari sudah menduga bahwa ia tidak akan mendapatkan keadilan.

Berbagai pihak seperti Amnesty International mengkritik penangkapannya. Amerika Serikat (AS), pernah memberinya penghargaan kemanusiaan, mempertanyakan keadilan putusan.

Belgia, negara yang memberi Rusesabagina kewarganegaraan, juga menyorot pengadilan tersebut. “Meskipun Belgia telah mengirimkan permohonan berulang-ulang, bisa disimpulkan bahwa Mr. Rusesabagina tidak mendapatkan pengadilan yang adil dan patut,” kata Menteri Luar Negeri Belgia, Sophie Wilmes.

Paul Rusesabagina diketahui berjasa menyelamatkan lebih dari 1.000 orang sepanjang genosida Rwanda. Pada 1994, ia melindungi warga sipil di hotel yang dikelolanya dari pembantaian oleh milisi Hutu yang didukung pemerintah.

Baca Juga: Aljazair Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Maroko, Kawasan Maghribi Afrika Runyam

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press


TERBARU