Nazi Ternyata Pernah Kirim Tim ke Tibet untuk Telusuri Asal-usul Bangsa Arya
Kompas dunia | 20 September 2021, 12:26 WIBBiro tersebut ditugaskan untuk mencari tahu ke mana orang Atlantis pergi setelah sambaran petir tersebut, dan di mana jejak ras tersebut berada dan bisa ditemukan.
Pada 1938, ia pun mengirim lima tim untuk misi pencarian ke Tibet.
Dua orang dari anggota tim merupakan sosok yang menonjol.
Salah satiunya adalah Enst Schafer seroang ahli zoologi yang telah dua kali melintasi perbatasan India-China-Tibet.
Sedangkan orang kedua adalah Bruno Beger, seorang Antropolog yang bergabung dengan SS pada 1935.
Beger akan melakukan pengukuran terhadap tengkorak dan detaiol wajah dari orang Tibet dan membuat masker wajah.
Baca Juga: PM Australia Tak Menyesal Batalkan Perjanjian Kapal Selam dengan Prancis: Demi Kepentingan Negara
“Hal itu dilakukan untuk mengambil material mengenai proporsi, asal, signifikasi dan pertumbuhan dari ras nordik di region ini,” katanya saat itu.
Perjalanan mereka pun cukup menyulitkan karena otoritas Inggris di India mencurigai mereka sebagai mata-mata.
Namun, akhirnya pada akhir tahun mereka berlima berhasil memasuki Tibet.
Di Tibet mereka diperlakukan dengan baik, bahkan Beger bertindak sebagai dokter untuk warga lokal untuk sementara.
Meski begitu, itu diyakini hanya kedok karena menurut Nazi, agama Buddha sama seperti Hindu, telah melemahkan bangsa Arya.
Ketika eksplorasi penelitian mereka semakin dalam, Nazi memanggil mereka pulang pada Agustus 1939 karena perang sudah dimulai.
Namun, Beger mampu mengukur tulang dan fitur orang Tibet, mengambil 2.000 foto, membuat cetakan kepala, wajah, tangan dan telinga 17 orang.
Ia juga mengumpulkan sidik jari dan tangan dari 350 orang lainnya.
Baca Juga: Petinju Manny Pacquiao Maju Jadi Capres Filipina, Tuduh Duterte Lemah di Laut China Selatan
Beger juga mengumpulkan 2.000 artifak etnografi.
Sedangkan anggota lainnya mengambil rekaman film sepanjang 18.000 meter dan 40.000 foto.
Schafer pun menempatkan apa yang dikumpulkannya di Tibet di sebuah kastil di Salzburg.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : BBC