Partai Rusia Bersatu Vladimir Putin Raih Suara Terbanyak dan Kembali Jadi Mayoritas di Parlemen
Kompas dunia | 19 September 2021, 13:20 WIBKubu Navalny mempromosikan taktik pemungutan suara melawan Rusia Bersatu yang ingin diblokir secara online oleh pihak berwenang.
Sejak pemungutan suara dimulai pada hari Jumat, Google, Apple dan Telegram messenger membatasi beberapa akses ke kampanye di platform mereka. Aktivis menuduh mereka menyerah pada tekanan.
Pemilihan berlangsung hingga 1800 GMT pada hari Minggu ketika tempat pemungutan suara ditutup di eksklave Eropa Kaliningrad.
Ini adalah pemungutan suara nasional terakhir sebelum pemilihan presiden 2024. Putin, yang akan berusia 69 tahun bulan depan, belum mengatakan apakah dia akan mencalonkan diri.
Di Moskow, kampanye pemungutan suara lawan politik penguasa Rusia saat ini, Navalny, menyarankan para pendukungnya untuk memilih politisi seperti Mikhail Lobanov dari Partai Komunis. Dia mengatakan dia menyambut kampanye Navalny dan mengkritik Rusia Bersatu.
"Orang-orang melihat ketidaksetaraan yang mencolok, mereka merasakan efek dari kebijakan ekonomi dan gelombang represi dan merespons dengan ketidakpuasan yang sesuai," kata Lobanov.
Di sebuah tempat pemungutan suara di distrik Lobanov, tiga orang mengatakan mereka memilih Rusia Bersatu dan tiga orang mengatakan mereka memilih Komunis, dua di antaranya atas perintah tim Navalny.
Baca Juga: Bicara Perbatasan Afghanistan, Putin: Kritis dan Mengancam Keamanan Negara Kita
Seorang pensiunan Moskow yang menyebut namanya hanya sebagai Anatoly mengatakan dia memilih Rusia Bersatu karena dia bangga dengan kebijakan luar negeri Rusia yang kuat dan upaya Putin untuk memulihkan apa yang dia lihat sebagai status kekuatan besar Rusia yang sah.
"Negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris kurang lebih menghormati kita sekarang seperti mereka menghormati Uni Soviet pada 1960-an dan 70-an ... Anglo-Saxon hanya memahami bahasa kekuatan," katanya.
Pemilih lain menyuarakan kemarahan pada Rusia Bersatu di sebuah tempat pemungutan suara di ibu kota berpenduduk lebih dari 12,5 juta orang, di mana partai tersebut bernasib lebih buruk dalam beberapa tahun terakhir daripada di beberapa daerah.
"Saya selalu menentang Rusia Bersatu. Mereka tidak melakukan sesuatu yang baik," kata Roman Malakhov yang memilih Komunis.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Straits Times