> >

Ibu Tiga Anak Perempuan yang Tewas di Selandia Baru Ditetapkan sebagai Tersangka

Kompas dunia | 18 September 2021, 06:50 WIB
Polisi menyelidiki kematian tiga anak-anak bersaudara di kota Timaru, Selandia Baru, Jumat, 17 September 2021. Polisi kemudian mendakwa seorang perempuan berusia 40 tahun, yang diduga sebagai ibu tiga gadis cilik bersaudara itu, bersalah telah membunuh mereka. (Sumber: Associated Press)

WELLINGTON, KOMPAS.TV – Seorang perempuan berusia 40 tahun didakwa bersalah telah membunuh tiga gadis cilik di Selandia Baru.

Meski polisi tidak mengungkap identitas perempuan itu, namun kantor berita Stuff menyebut bahwa perempuan itu adalah Lauren Dickason, ibu dari ketiga anak yang tewas terbunuh.

Lauren adalah seorang dokter yang baru pindah dari Afrika Selatan ke Selandia Baru bersama ketiga putri dan suaminya, Graham Dickason, seorang ahli bedah ortopedi.

Foto-foto bahagia keluarga Dickason saat tinggal di Pretoria, Afrika Selatan. Pengasuh ketiga anak Dickason, Mandy Sibanyoni, menunjukkan foto-foto keluarga Dickason di rumahnya di Pretoria, Afrika Selatan, Jumat (17/9/2021). (Sumber: AP Photo/Sebabatso Mosamo)

Menurut polisi, perempuan itu telah membunuh dua bocah kembar berusia 2 tahun, Maya dan Karla, serta kakak mereka yang berusia 6 tahun, Liane.

Saat polisi mendatangi tempat kejadian perkara di sebuah rumah di kota Timaru, mereka menemukan seorang perempuan yang kini dirawat di rumah sakit dan berada dalam kondisi stabil.

Kurang dari seminggu sebelumnya, keluarga itu tinggal di sebuah rumah yang disediakan bagi para profesional medis di dekat Rumah Sakit Timaru. Sebelumnya, sebagai pendatang baru di Selandia Baru, keluarga itu harus menjalani isolasi selama dua minggu di hotel yang dikelola oleh pihak militer.

Baca Juga: Mencurigakan, Polisi Selandia Baru Selidiki Kasus Kematian Tiga Anak

Melansir Associated Press, Graham tiba di rumah sebelum pukul 10 malam pada Kamis (17/9/2021) dan menemukan jenazah ketiga putrinya.

Tetangga Graham, Karen dan Brad Cowper, segera menghubungi polisi saat mereka mendengar teriakan dan tangisan seorang pria. Mengutip Stuff, mereka menanyai pria itu dan menanyakan apakah ia baik-baik saja.

Namun, ia tak merespons dan terus berteriak berulang-ulang, “Apakah ini benar-benar terjadi?!”

Polisi menyatakan mereka tak memburu tersangka lain.

“Ketika kami menghadapi tragedi seperti ini, kami pasti akan menganggapnya sebagai tragedi pribadi. Banyak dari kami adalah orang tua, kami pun punya anak, dan sisi kemanusiaan kami muncul,” tutur Inspektur Polisi John Price.

Meski didakwa telah membunuh ketiga putrinya, tak ada tanda-tanda ganjil sebelumnya pada Lauren. Laman media sosial Lauren selama beberapa bulan terakhir, saat ia masih tinggal di Pretoria, Afrika Selatan, mengindikasikan hal wajar.

Ia mengunggah foto-foto keluarga, menulis tentang virus corona, juga mendesak orang-orang agar segera divaksin. Pada Mei lalu, ia sempat menandai hari jadi pernikahannya di Facebook.

“Selamat hari jadi pernikahan ke-15, Graham Dickason. Sungguh sebuah petualangan. Kita telah menciptakan keluarga yang baik dan menjalani hari-hari menyenangkan bersama,” tulisnya.

“Semoga tahun-tahun ke depan akan lebih berkah, lebih bahagia dan semoga anak-anak membiarkan kita tidur.”

Baca Juga: Selandia Baru Laporkan Kematian Perdana karena Vaksin Covid-19 Pfizer, Diyakini Efek Samping Langka

Laman Facebook Lauren menyebut, ia menyelesaikan SMA di Pretoria dan kuliah kedokteran di Cape Town.

Mandy Sibanyoni, pengasuh ketiga gadis cilik Dickason, tampak memegang foto-foto keluarga Dickason di rumahnya di Pretoria, Afrika Selatan, Jumat (17/9/2021). (Sumber: AP Photo/Sebabatso Mosamo)

Mandy Sibanyoni, yang bekerja sebagai pengasuh anak-anak Dickason di Pretoria, Afrika Selatan, menggambarkan mereka sebagai keluarga yang luar biasa. Menurutnya, tak ada masalah yang kentara pada keluarga itu.

Satu-satunya tanda ‘stres’ yang ia lihat pada Lauren, kata Sibanyoni, adalah saat salah satu putrinya lahir dengan cacat bibir, yang segera ditangani melalui operasi. Namun, imbuhnya, Lauren dan Graham mencintai putri-putri mereka, tak peduli apa pun omongan orang.

“Saya tercabik-cabik, sebagian dari saya hilang,” tuturnya sedih, mengenang ketiga anak Dickason yang sempat diasuhnya. “Mereka anak-anak saya juga, karena saya ikut membesarkan mereka.”

Sibanyoni juga bertanya-tanya tentang apa yang terjadi. “Apa yang salah? Lauren mencintai anak-anaknya,” tukasnya.

Baca Juga: Selandia Baru Minta Maaf Secara Resmi ke Warga Pasifik Terkait “Serangan Fajar” di Masa Lalu

Wakil Perdana Menteri Selandia Baru Grant Robertson menyatakan, tragedi pembunuhan itu sungguh tragis dan menyampaikan bela sungkawa pada mereka yang terkait dengan keluarga itu.

Menurut komandan wilayah Aoraki Inspektur Dave Gaskin, pembunuhan itu mengguncang warga Timaru, terutama karena bulan lalu, lima remaja dari kota itu tewas dalam kecelakaan mobil.

 

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU