> >

Drone AS Salah Sasaran, Mau Incar ISIS-K Malah Tewaskan Relawan & Keluarga

Kompas dunia | 11 September 2021, 18:02 WIB
Mobil dan rumah pekerja bantuan AS, Zemari Ahmadi, yang hancur karena diduga menjadi korban salah sasaran serangan drone yang diperintahkan Presiden Joe Buiden, pada 29 Agustus lalu. (Sumber: AP Photo/Khwaja Tawfiq Sediqi, File)

Selain itu, The Times membantah klaim Pentagon bahwa pada ledakan sekunder menunjukkan bahan peledak dinyalakan oleh rudal Hellfire dari drone Reaper AS.

Bahkan dinding tua di dekat mobil Ahmadi tidak roboh oleh serangan udara atau ledakan berikutnya.

Tiga ahli senjata mengatakan tidak ada bukti adanya ledakan sekunder, karena tidak ada dinding yang meledak atau vegetasi yang hancur di dekat mobil yang terbakar.

Namun, menurut ahli sebuah kawah kecil di bawah mobil konsisten dengan rudal Hellfire.

Pihak Pentagon sebelumnya mengungkapkan keberhasilan misi serangan terhadap dua anggota ISIS-K yang menjadi perencana serangan bom di Bandara Kabul.

Baca Juga: Ibu Paksa Putrinya Lompat Tali 3.000 Kali Tiap Hari agar Tinggi, Hasilnya Malah di Luar Dugaan

Pada serangan bom bunuh diri di Bandara Kabul, 26 Agustus, diperkirakan lebih dari 170 orang tewas, termasuk 13 tentara AS.

“Semua prosedur telah dilakukan dan serangan tepat sasaran,” ujar Ketua Kepala Staf Bersama, Jenderal Mark Milley.

Satu hari setelah serangan bandara, militer AS mengatakan pada 27 Agustus telah membunuh dua terduga anggota ISIS-K.

Dua hari kemudian drone AS diduga telah membunuh Ahmadi di Kabul, bukannya anggota ISIS-K.

Menurut laporan The Times, operator drone tak mengawasi rumah Ahmadi sebelum melakukan serangan udara.

Tetapi mereka mengikuti apa yang diyakini sebagai kendaraannya pada siang hari.

Baca Juga: Waduh, Ukraina Ungkap Kemungkinan Perang Besar Lawan Rusia

Mereka juga mencatat bahwa tidak lama setelah serangan, militan ISIS-K menggunakan Toyota Corolla putih, model yang sama dengan mobil Ahmadi.

Terkait laporan tersebut, Juru Bicara Pentagon John Kirby mengungkapkan, Komando Pusat terus menilai hasil serangan udara di Kabul pada 29 Agustus.

“Kami tak akan mendahului penilaian tersebut. Namun seperti yang telah kami katakan, tak ada militer lain yang bekerja lebih keras daripada kami untuk mencegah jatuhnya korban sipil,” katanya.

“Selain itu seperti yang dikatakan Ketua Milley, serangan itu didasarkan pada intelijen yang baik, dan kami percaya bahwa itu mencegah ancaman yang akan segera terjadi di bandara dan terhadap pria dan perempuan kami yang masih bertugas di bandara,” tambahnya.

Penulis : Haryo Jati Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : New York Post/New York Times


TERBARU