Pasukan Khusus Inggris SAS Bertahan di Afghanistan, Memburu ISIS-K Demi Balas Kematian Tentara AS
Kompas dunia | 29 Agustus 2021, 16:11 WIBKABUL, KOMPAS.TV - Pasukan khusus Inggris, SAS secara sukarela memutuskan bertahan di Afghanistan.
Mereka bertekad memburu ISIS-K demi membalaskan kematian tentara Amerika Serikat (AS) yang tewas di Bandara Kabul.
Sebanyak 13 tentara AS tewas terbunuh setelah ledakan bom bunuh diri di luar Bandara Kabul.
Selain mereka, lebih dari 170 warga Afghanistan tewas.
Baca Juga: Rumah Sakit Covid-19 di Thailand Digerebek, Jadi Sarang Narkoba dan Pesta Seks
Dikutip dari Mirror, sebuah sumber mengatakan 40 anggota SAS dari Resimen Who Dares Wins telah meminta untuk bertahan di Afghanistan.
Hal itu dilakukan agar mereka bisa menghadapi teroris ISIS-K, yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
“Marinir yang tewas berasal dari Pasukan Ekspesidi Marinir ke-24. Pasukan itu telah banyak membantu SAS dan SBS, selama beberapa tahun di Afghanistan,” ujar salah satu sumber.
“Mereka membantu mereka menyuplai makanan, amunisi dan mengobati cedera mereka. Ada hubungan yang kuat antara kedua unit,” tambahnya.
Langkah dramatis itu dilakukan setelah pesawat evakuasi rakyat sipil Inggris terakhir meninggalkan Bandara Kabul, Sabtu (28/8/2021).
Baca Juga: Pengakuan Komandan ISIS-K Sebelum Ledakan Bom di Bandara Kabul: Menunggu Waktu untuk Menyerang
Padahal sekitar 150 pemegang passport masih terjebak di kota tersebut.
SAS kemungkinan akan mendirikan pangkalan di perbatasan Afghanistan dan Pakistan.
Di area tanpa hukum itu, mereka akan melakukan serangan rahasia terhadap kelompok ekstrimis ISIS-K di Provinsi Khorasan yang berbasis di Afghanistan Timur.
Pangkalan mereka juga akan digunakan oleh pasukan khusus Angkatan Laut SBS, Delta Force Angkatan Darat AS dan Angkatan Laut AL.
Pasukan tersebut akan didukung dengan drone dan kemungkinan pesawat penyerang Inggris.
Baca Juga: Kisah Marinir Perempuan AS yang Tewas saat Ledakan Bom di Bandara Kabul, Mengaku Cinta Pekerjaannya
Meski begitu, pasukan tersebut memerlukan persetujuan dari Taliban untuk beroperasi di Afghanistan.
Namun, sumber dari Kementerian Pertahanan Inggris menegaskan izin itu kemungkinan besar akan diberikan.
Pasukan khusus Inggris dan AS itu akan diorganisir pada garis yang sama sebagai Satuan Tugas Black, yang sebelumnya pernah beroperasi di Irak.
Selain itu komandan senior militer Inggris juga tak menepiskan kemungkinan satuan tugas itu bekerja sama dengan Taliban untuk menghadapi ISIS-K.
Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto
Sumber : Mirror