> >

Media Internasional Ramai Beritakan Bangkai Harimau Sumatra di Aceh

Kompas dunia | 27 Agustus 2021, 20:10 WIB
Media internasional mengutip tiga harimau sumatra yang dibunuh adalah seekor induk dan dua anaknya, yang mati karena luka-luka dan infeksi dari perangkap tali. Penyidik memeriksa mayat satu harimau sumatra itu, di Desa Le Buboh, Aceh Selatan, Kamis 26 Agustus 2021. (Sumber: AP Photo/Tuah Albanna/Yayan Zamzami)

BANDA ACEH, KOMPAS.TV - Media internasional ramai memberitakan nasib harimau sumatra yang ditemukan tewas di Taman Nasional Ekosistem Leuser.

Harimau sumatra yang terdiri dari satu induk dan dua ekor anak itu diduga dibunuh, karena ditemukan tewas dalam keadaan terperangkap tali.

Kantor berita internasional seperti Associated Press, dan media-media dunia seperti Bloomberg, ABC News, Xinhua, Mongabay, dan Berliner Zeitung ramai memberitakan kematian induk dan dua anak harimau sumatra di Aceh Selatan itu.

Sementara media sosial berbahasa asing ramai dengan keprihatinan atas pembunuhan satwa yang sangat terancam punah tersebut. 

Media internasional mengutip tiga harimau sumatra itu mati karena luka-luka dan infeksi dari perangkap tali yang dipasang oleh pemburu liar, kata pihak berwenang, Jumat.

Harimau sumatra masuk dalam klasifikasi Critically Endangered oleh IUCN Red List of Threatened Species yang diperkirakan populasinya saat ini berkisar 400 – 500 individu.

Tiga ekor harimau sumatra yang terancam punah, termasuk dua ekor anaknya, ditemukan mati pada Selasa (24/8/2021), di Taman Nasional Ekosistem Pegunungan Leuser, Pulau Sumatera, kata Kepala Balai Taman Nasional Ekosistem Leuser Agus Arianto.

Taman Nasional Kawasan Ekosistem Gunung Leuser adalah kawasan hutan lebat untuk konservasi harimau sumatra di Provinsi Aceh, kemungkinan besar benteng terakhir dari hewan yang terancam punah selain Tambling di Provinsi Lampung.

Baca Juga: 3 Harimau Sumatera Mati Terjerat Jebakan untuk Babi

Petugas mengobservasi mayat satu dari tiga harimau sumatera yang ditemukan mati di desa Ie Buboh di Aceh Selatan, Indonesia, Kamis, 26 Agustus 2021. (Sumber: AP Photo/Tuah Albanna/Yayan Zamzami)

Lebih lanjut Arianto menambahkan, jenazah anak harimau jantan ditemukan pada Kamis sekitar 5 meter, katanya. Pemeriksaan menyimpulkan induk dan dua anak harimau itu meninggal karena luka infeksi yang disebabkan oleh jebakan pemburu liar, kata Arianto.

Petugas juga menemukan beberapa jebakan yang mirip dengan yang digunakan untuk menangkap babi hutan di peternakan kawasan penyangga taman nasional sekitar penemuan jenazah ketiga harimau tersebut.

Namun Agus membantah perangkap tersebut ditujukan untuk menangkap babi butan. Karena memasang perangkap babi di kawasan konservasi sangat tidak mungkin.

“Ini jelas perburuan hewan langka untuk keuntungan ekonomi.”

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV/Associated Press/Bloomberg/Mongabay


TERBARU