> >

ISKP, ISIS Afiliasi Afghanistan Jadi Tersangka Utama Pelaku Bom Bunuh Diri di Luar Bandara Kabul

Kompas dunia | 27 Agustus 2021, 02:35 WIB
Asap mengepul dari ledakan bom bunuh diri mematikan di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Kamis (26/8/2021). Dua ledakan bom bunuh diri di bandara itu menyebabkan sedikitnya 13 orang tewas dan belasan lainnya mengalami luka. (Sumber: AP Photo/Wali Sabawoon)

ISIS dan ISKP Menganggap Taliban “Murtad”

Gerakan-gerakan Islam lokal yang ada kerap melawan balik atas upaya-upaya itu. Di Afghanistan, Taliban menentang ekspansi ISKP. Pula Al-Qaeda, pasukan pemerintah Afghanistan dan AS.

ISIS dan ISKP meyakini, Taliban telah meninggalkan Islam lantaran kesediaan mereka bernegosiasi dengan AS. Taliban juga dinilai bersikap pragmatis dan gagal menerapkan hukum Islam dengan tegas.

“Seperti di Irak dan Suriah, ISIS di Khorasan membuat kesalahan dengan menjadi terlalu eksklusif. Ia gagal terlibat dan bekerja sama dengan para aktor berpikiran sama. Pada akhirnya, pendekatan ini mengakibatkan kelompok ini menghadapi terlalu banyak musuh,” terang Hamming.

Dalam beberapa bulan terakhir, ISKP melakukan serangkaian operasi mematikan dengan kebrutalan khasnya. Selama empat bulan pertama tahun 2021, Misi Bantuan PBB di Afghanistan UNAMA mencatat 77 serangan yang diklaim atau dituding telah dilakukan oleh ISKP.

Serangkaian serangan itu menyasar target yang lebih luas dari sebelumnya: muslim Syiah, jurnalis dan orang asing, serta infrastruktur sipil dan personel militer.

Namun, sejumlah pihak menyatakan, jumlah serangan tak mesti menjadi ukuran terbaik untuk menilai kekuatan mereka.

Baca Juga: Ancaman Serangan ISIS Makin Tinggi di Bandara Kabul, Warga Agar Segera Bubar dan Mencari Tempat Aman

Satu-satunya Kelompok Penolakan Murni di Afghanistan

Awal tahun ini, ISKP berusaha untuk tetap relevan dan membangun kembali jajarannya, dengan fokus merekrut dan melatih para pendukung baru dari kalangan Taliban yang menolak proses perdamaian.

ISKP tetap melakukan upaya itu di tengah kerugian teritorial, kepemimpinan, tenaga kerja dan finansial yang mereka derita selama tahun 2020 di provinsi timur Afghanistan.

Dalam sebuah laporan intelijen dari sejumlah negara anggota, PBB mengungkap, kekalahan teritorial ISKP telah memengaruhi kemampuan kelompok itu dalam merekrut dan menggalang pendanaan baru.

Kekalahan yang mereka derita begitu hebatnya, hingga ISKP terpaksa memberi pengampunan bagi para anggota mereka yang telah menyerah pada pemerintah.

Sejak Juni 2020, ISKP telah memiliki pemimpin baru yang ambisius, diyakini merupakan orang Arab, tak seperti pendahulunya yang kebanyakan berasal dari Pakistan, dan tetap berbahaya.

Salah satu strategi ISKP, yakni memosisikan diri sebagai satu-satunya kelompok penolakan murni di Afghanistan, untuk merekrut milisi Taliban yang tak puas dan milisi lainnya untuk memperkuat barisan.

Para petempur ISKP banyak berasal dari luar Afghanistan, sebagian besar dari Pakistan, Tajikistan dan Uzbekistan. ISKP disebut-sebut mempertahankan hubungan dengan pimpinan pusat ISIS di Irak, namun detail hubungan itu masih belum jelas.

 

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : The Guardian


TERBARU