FIFA Minta Bantuan Evakuasi Pemain Sepak Bola Perempuan Afghanistan, Mereka Ketakutan
Kompas dunia | 22 Agustus 2021, 08:12 WIBZURICH, KOMPAS.TV - FIFA telah menyurati sejumlah negara meminta agar dilakukan evakuasi darurat kepada pemain sepak bola perempuan Afghanistan.
Kembali berkuasanya Taliban di Afghanistan membuat sejumlah pemain sepak bola perempuan ketakutan.
Dikutip dari BBC, FIFA mengungkapkan bahwa situasi di Afghanistan tak stabil dan sangat mengkhawatirkan.
“Kami tetap melakukan kontak dengan Federasi Sepak Bola Afghanistan dan stakeholder lainnya, dan terus menerima perkembangan dari para pemain di negara itu,” bunyi pernyataan juru bicara FIFA.
Baca Juga: Ada Ancaman Serangan ISIS, AS Larang Warganya Pergi ke Bandara Kabul
Selain FIFA, organisasi pemain profesional (Fifpro) juga meminta pertolongan.
Mereka mengungkapkan, saat ini tengah bekerja sama dengan pemerintahan sejumlah negara untuk memungkinkan rencana evakuasi.
“Ambisinya adalah membawa begitu banyak orang dalam kondisi aman sebanyak mungkin,” bunyi pernyataan Fifpro.
Sebelumnya, mantan kapten tim sepak bola perempuan, Khalida Popal meminta bantuan badan olahraga untuk membantu rekan setimnya keluar dari Afghanistan dengan aman.
Ia mengaku khawatir dan takut akan keadaan rekan-rekannya yang berada di Afghanistan di bawah kendali Taliban.
Mantan asisten pelatih timnas sepak bola Afghanistan, Haley Carter, merupakan sedikit orang yang bisa menghubungi sejumlah pemain yang tengah bersembunyi.
“Jika mereka ketahuan berbicara dengan orang-orang yang berada di luar (Afghanistan), hidup mereka akan lebih berada dalam bahaya,” tutur Carter.
Haley mengaku ia telah menerima pesan dari salah satu pemainnya yang mengatakan Taliban akan membunuh mereka.
Pemainnya tersebut mengungkapkan bahwa Taliban tak ingin perempuan bermain sepak bola dan mereka berada dalam ancaman.
Baca Juga: Taliban Berkuasa, Para Pemain Sepak Bola Perempuan Afghanistan Kehilangan Harapan
Kembali berkuasanya Taliban di Afghanistan setelah menduduki Kabul, Minggu (15/8/2021), membuat para perempuan ketakutan hak-hak mereka dicabut.
Saat Taliban berkuasa 20 tahun lalu, perempuan menjadi sasaran tekanan dengan sejumlah larangan.
Mereka dilarang bekerja, harus menggunakan burqa dan tak boleh meninggalkan rumah tanpa ditemani kerabat pria.
Bahkan Taliban tak segan-segan memberikan hukuman mati kepada mereka jika melanggarnya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Fadhilah
Sumber : BBC