> >

Dituduh Kabur dari Taliban dengan Jutaan Dolar AS, Ashraf Ghani Membantah: Saya Hanya Bawa Baju

Kompas dunia | 19 Agustus 2021, 16:58 WIB
Presiden Afghanistan yang melarikan diri ke luar negeri, Ashraf Ghani, tampak duduk di meja kerjanya. Kelompok Taliban pada 15 Agustus 2021 menguasai penuh Kabul, masuk dan berfoto di meja kerja Ashraf Ghani. (Sumber: Ashraf Ghani/Facebook)

ABU DHABI, KOMPAS.TV - Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani membantah membawa jutaan dolar AS saat kabur dari negaranya setelah Taliban menduduki Kabul.

Ghani kabur dari Afghanistan setelah Taliban memasuki Kabul, Minggu (15/8/2021). 

Meski begitu, Ghani dikabarkan melarikan diri membawa jutaan dolar AS.

Menurut Kedutaan Besar di Kabul melalui Juru Bicara Nikita Ishchenko mengungkapkan, Ghani melarikan diri menggunakan empat mobil yang diisi uang.

Baca Juga: Tragedi Peralatan Tempur Baru Taliban yang Canggih dan Gratis Tapi Bikin Malu Amerika Serikat

Ghani yang akhirnya diketahui lari ke Uni Emirat Arab (UEA), akhirnya membantah tuduhan tersebut.

“Saya pergi hanya membawa rompi dan baju. Pembunuhan karakter terhadap saya telah dilakukan, mengatakan saya membawa uang saat pergi,” tutur Ghani dalam rekaman video di Facebook-nya dikutip dari Al-Jazeera.

“Tuduhan itu adalah kebohongan tak berdasar. Anda bahkan bisa bertanya dengan pegawai Bea Cukai. Itu adalah kebohongan tak berdasar,” tambahnya.

Sebelumnya keberadaan Ghani tak diketahui, setelah memutuskan pergi dari Afghanistan.

Spekulasi yang beredar mengatakan dia kabur ke Tajikistan, Uzekistan atau Oman.

Baru pada Rabu (18/8/2021), UEA mengonfirmasikan Ghani ada di negara mereka.

Baca Juga: Begitu Cepat, Jenderal AS Tak Menduga Afghanistan Jatuh ke Tangan Taliban Hanya dalam 11 Hari

Duta Besar Afghanistan untuk Tajikistan, Mohammad Zahir Aghbar juga menuduh Ghani telah mencuri 169 juta dolar AS atau setara Rp2,4 triliun dari dana negara.

Ia pun menuduh kaburnya Ghani sebagai pengkhianatan terhadap negara dan seluruh bangsa serta meminta Interpol menangkapnya.

Ghani pun menegaskan keputusannya untuk kabur dari Afghanistan adalah demi tak terjadinya pertumpahan darah.

Ia menegaskan dirinya tak ingin Kabul berubah menjadi Yaman atau Suriah ketika terjadi pertentangan kekuasaan sehingga mengaku terpaksa pergi.

Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada

Sumber : Al-Jazeera


TERBARU