Sosok Wapres Afghanistan Amrullah Saleh Penantang Taliban, Selamat dari Bom hingga Direkrut CIA
Kompas dunia | 18 Agustus 2021, 22:06 WIBKABUL, KOMPAS.TV - Taliban telah menguasai ibu kota Afghanistan, Kabul dan Istana Presiden. Meski begitu, sejumlah elit politik menyatakan perlawanan, salah satunya adalah Wakil Presiden Amrullah Saleh.
Bahkan, Amrullah Saleh menyatakan dirinya sebagai pelaksana tugas presiden sesuai konstitusi Afghanistan.
“Saat Presiden tidak hadir, melarikan diri, mengundurkan diri atau meninggal, wakil presiden menjadi Presiden sementara. Saya saat ini berada di dalam negara dan adalah pelaksana tugas presiden yang sah,” tulis Saleh melalui akun Twitter miliknya, Selasa (17/8/2021) waktu setempat.
Baca Juga: Begini Aksi Taliban Patroli di Jalan Kota Kabul, Pegang Senjata Hingga Periksa Penduduk Afghanistan
Saleh menyampaikan pesan perlawanan itu dari tempat perlindungannya di Lembah Panjshir, salah satu wilayah yang bebas dari Taliban.
Saleh berlindung bersama politikus Ahmad Massoud, anak dari pahlawan perlawanan Afghan yang legendaris, Ahmad Shah Massoud.
Saleh mengatakan, dirinya berusaha menjalin komunikasi dengan pemimpin-pemimpin Afghanistan yang lain untuk mendapatkan dukungan.
Siapa sebenarnya Amrullah Saleh yang berani menantang Taliban dan mengklaim kursi kepresidenan?
Melansir France24, Amrullah Saleh adalah politikus beretnis Tajik, kelahiran 15 Oktober 1972. Ia lahir di Panjshir, tempatnya kini berlindung.
Saleh menjadi yatim piatu saat kecil. Keluarganya pun miskin dan tak punya tanah. Pada 1990, ia bergabung dengan kelompok mujahidin demi menghindari wajib militer pada tentara pemerintah bekingan Uni Soviet.
Lalu, Saleh bergabung bersama kelompok perlawanan Aliansi Utara di bawah kepemimpinan Ahmad Shah Massoud.
Mereka sama-sama memerangi pemerintahan Taliban sejak 1996. Di usia muda, Saleh segera naik pangkat dengan cepat sebagai petugas penghubung dengan agen intelijen asing.
Usai peristiwa 11 September 2001, Amerika masuk ke Afghanistan untuk menggempur Taliban yang melindungi Osama bin Laden.
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Vyara-Lestari
Sumber : France24