Petinggi WHO Ungkap Pasien Nol Covid-19 Kemungkinan Terinfeksi Kelelawar di Laboratorium Wuhan
Kompas dunia | 13 Agustus 2021, 01:03 WIBKOPENHAGEN, KOMPAS.TV - Seorang petinggi WHO mengungkapkan kemungkinan pasien nol Covid-19 terinfeksi oleh kelelawar di laboratorium Wuhan.
Program Manager WHO Dr Peter Ben Emberek membuat pernyataan itu meski awalnya menolak teori kebocoran laboratorium setelah penyelidikan awal.
Ia mengatakan, sosok tersebut bisa terinfeksi ketika dirinya tengah meneliti kelelawar yang dilakukannya di laboratorium di Wuhan.
“Pegawai yang terinfeksi di lapangan saat mengambil sampel termasuk dalam salah satu hipotesis yang sangat mungkin. Ini adalah ketika virus melompat langsung dari kelelawar ke manusia,” katanya kepada stasiun TV Denmark, Channel TV2 dikutip dari Daily Star.
Baca Juga: CDC Amerika Serikat Sarankan Ibu Hamil Segera Vaksinasi Covid-19
“Oleh karena itu, kemungkinan hal tersebut menimpa pegawai laboratorium ketimbang penduduk desa secara acak, atau orang lain yang secara reguler melakukan kontak dengan kelelawar. Jadi ini sangat mungkin,” tambah Ben Embarek.
Meski begitu, ia menegaskan tim tak menemukan bukti langsung dari kemungkinan itu.
China beberapa kali dituduh telah menyembunyikan bukti-bukti dari masa awal pandemi.
Institut Virologi Wuhan memang sangat dekat dengan kasus pertama yang terjadi di pasar makanan laut di kota tersebut.
Institut tersebut memiliki spesialisasi dalam meneliti kelelawar yang memiliki dasar virus corona yang sama dengan Covid-19 yang disebut sebagai sepupu genetis dari virus tersebut.
Baca Juga: Hilang Lima Bulan, Jasad Perempuan Ini Ditemukan di Lemari Es Rumah
Pada Maret lalu, WHO merilis laporan yang berkolaborasi dengan ilmuwan China yang mengklaim virus Corona berasal dari kelelawar.
Laporan itu juga menyatakan bahwa virus tersebut menginfeksi hewan lainnya sebelum kemudian menular ke manusia.
Selain itu juga menepis teori spekulatif yang sebelumnya ditolak, bahwa virus itu bocor dari laboratorium di China.
Pada kesempatan tersebut, Embarek juga mengatakan bahwa WHO kesulitan berdiskusi dengan China mengenai teori laboratorium tersebut.
Penulis : Haryo Jati Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Daily Star