Satelit Ungkap China Bangun Ratusan Silo Rudal Nuklir, AS Jadi Targetnya?
Kompas dunia | 9 Agustus 2021, 09:26 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - China dikabarkan telah membangun jaringan silo rudal nuklir yang luas untuk menampung persenjataan mereka.
Hal itu terungkap berdasarkan gambaran satelit yang tampak sebagai ladang silo baru yang sedang di bangun di sebelah barat China.
Namun, seorang ahli nuklir memperingatkan bahwa fasilitas baru ini dilengkapi dengan senjata nuklir yang mampu menargetkan Amerika Serikat (AS).
Tangkapan citra satelit dari China tersebut diungkapkan oleh Fox News.
Baca Juga: China Terus Kembangkan Persenjataan Nuklir, AS Ketar-Ketir
“Untuk kedua kalinya dalam dua bulan, foto baru satelit menunjukkan China membangun ratusan silo untuk menjadi rumah bagi rudal nuklir,” tutur koresponden Fox News, Lucas Tomlinson dikutip dari Express.
Ia pun memperkirakan jika pembangunan itu selesai diperkirakan ada lebih dari 200 pangkalan.
“Itu bakal menjadi setengah dari silo milik militer AS di sebagai selatan Amerika Serikat,” tambahnya.
Ahli Nuklir Nonproliferasi, Jeffrey Lewis, memperingatkan bahwa situs nuklir yang baru terungkap itu mampu menyerap serangan nuklir AS.
“Silo sangat bagus untuk menyerap daya ledak musuh,” ujarnya.
“Jika melihat silo China yang sekarang berada di urutan 230/40, dibutuhkan setidaknya dua hulu ledak nuklir untuk menghancurkan setiap silo,” katanya.
Lewis juga mengatakan, pangkalan nuklir China yang baru bisa meluncurkan sejumlah hulu ledak nuklir ke target sejauh 9.000 mil.
Baca Juga: Putri Diplomat Pakistan Dipenggal, Memantik Kemarahan Rakyat akan Maraknya Kekerasan pada Perempuan
Menurut Tomlinson, hal itu membuat seluruh AS berada dalam jarak tempuh menjadi target serangan.
Saat ini hubungan AS, dengan China tengah memanas khususnya terkait masalah Hong Kong, Taiwan dan Laut China Selatan.
Ketegangan kedua pihak memanas sejak AS dipimpin Donald Trump, yang selalu menempatkan China sebagai antagonis.
Meski saat ini Joe Biden memimpin AS, beberapa kebijakan Trump terkait hubungan dengan China tetap digunakannya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Express