> >

Peringatkan Latihan NATO di Laut Hitam, Rusia Uji Coba Rudal Hipersonik Antarbenua Sarmat

Kompas dunia | 9 Agustus 2021, 01:55 WIB
Perbandingan peluru kendali yang dimiliki Rusia saat ini, peluru kendali hipersonik Sarmat, atau Satan 2 di paling kanan (Sumber: CSIS)

MOSKWA, KOMPAS.TV - Rusia akan segera melakukan uji coba peluru kendali hipersonik baru mereka yang diberi nama RS-28 Sarmat, atau dijuluki oleh pesaing mereka dunia barat sebagai peluru kendali Satan-2.

Seperti dilaporkan The Sun, Jumat, (07/08/2021), peluru kendali itu diklaim terbang pada kecepatan hipersonik, yaitu 15.880 mil per jam. 

Tidak ada sistem pertahanan udara di dunia, sejauh ini, yang bisa mengadang peluru kendali tersebut. Alasannya, karena terlalu cepat untuk dicegat dengan rudal apa pun yang ada saat ini. 

Rusia menganggap latihan peluncuran rudal Sarmat ini sebagai sinyal peringatan kepada NATO yang dianggap "memprovokasi konflik", karena melakukan latihan perang di Laut Hitam.

Senjata nuklir hipersonik baru Rusia itu digadang tidak dapat dihindari oleh perisai pertahanan militer Amerika Serikat dan dapat menghancurkan area seluas Inggris dan Wales atau Texas. Bayangkan!

Rusia memastikan pada hari Jumat (06/08/2021) uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua yang berbobot 208 ton itu akan segera dimulai sebelum akhir 2021.

Senjata nuklir hipersonik baru milik Rusia itu adalah generasi kelima dari rudal balistik antarbenua dengan propelan cair berbasis silo, yang disebut RS-28 Sarmat, tetapi dijuluki di Barat sebagai Satan-2.

Rudal Sarmat adalah salah satu dari enam senjata strategis Rusia baru yang diluncurkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada 1 Maret 2018. RS-28 Sarmat diharapkan mulai beroperasi pada 2022.

Seperti laporan The Sun hari Jumat (06/08/2021), pengumuman mengejutkan dari Rusia itu muncul beberapa hari setelah dipantau ada lebih dari 2.000 tentara dan 30 kapal, termasuk dari Inggris, yang ambil bagian dalam latihan NATO Breeze 2021 di Laut Hitam.

Peluru kendali berkecepatan 15.880 mph itu akan menjadi senjata mematikan terbesar dalam persenjataan nuklir modern Vladimir Putin. Jika uji coba berhasil, rudal balistik antarbenua itu akan membantu memperkuat pertahanan Rusia paling cepat pada 2022.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : The Sun


TERBARU