Pertempuran Makin Sengit, Ini Perbandingan Kekuatan Pemerintah Afghanistan Melawan Kelompok Taliban
Kompas dunia | 4 Agustus 2021, 15:22 WIBKABUL, KOMPAS.TV - Kelompok Taliban kini menguasai sekitar setengah jumlah distrik Afghanistan setelah serangan kilat dalam beberapa bulan sejak pasukan asing memulai penarikan terakhir mereka dari negara itu.
Namun para analis dan pejabat mengatakan kemenangan militer mereka jauh dari kepastian, menunjuk pada kemampuan dan sumber daya pasukan pertahanan Afghanistan, yang tetap menguasai kota-kota besar.
Berikut perbandingan kedua kekuatan tersebut, seperti dilansir the Straits Times, Rabu, (04/08/2021)
Personil
Kekuatan total pasukan keamanan nasional Afghanistan, termasuk tentara, pasukan khusus, angkatan udara, polisi dan intelijen, lebih dari 307.000 personil pada akhir April 2021, tutur Inspektur Jenderal Khusus Amerika Serikat untuk Rekonstruksi Afghanistan (Sigar) dalam laporan minggu lalu.
Dari jumlah total tersebut, pasukan tempur yang tersedia setiap waktu berjumlah sekitar 180.000, menurut perkiraan Dr Jonathan Schroden dari think-tank militer CNA.
Kekuatan kelompok Taliban, di sisi lain, tidak diketahui secara akurat. Pemantau Dewan Keamanan PBB tahun lalu memperkirakan kelompok itu memiliki antara 55.000 hingga 85.000 personil.
Pendanaan
Bantuan asing sangat penting bagi Afghanistan, salah satu negara termiskin di dunia.
Militernya membutuhkan 5 miliar hingga 6 miliar dollar AS per tahun, menurut US Congressional Research Service. Washington biasanya menyediakan sekitar 75 persen dari jumlah itu, dan telah menjanjikan dukungan berkelanjutan.
Keuangan Taliban tidak jelas. Pendapatan mereka diperkirakan antara 300 juta hingga 1,5 miliar dollar AS per tahun, menurut pemantau PBB.
Mereka menghasilkan dana dari industri narkotika negara itu, melalui pemerasan terhadap kalangan dunia usaha, melalui kegiatan kriminal lainnya dan dengan mengenakan pajak di daerah-daerah di bawah kendali mereka, kata para pemantau.
"Berdasarkan informasi yang tersedia ... jelas bahwa Taliban tidak kewalahan melakukan perekrutan, pendanaan, serta pembelian senjata atau amunisi," tambah mereka.
Pakistan, Iran dan Rusia dituduh oleh Washington dan Kabul memasok Taliban dengan sumber daya dan dukungan penasihat militer, tetapi ketiganya menyangkal tuduhan tersebut.
Baca Juga: Taliban Mulai Bergerak Rebut Tiga Kota Besar di Afghanistan
Senjata dan peralatan
Amerika Serikat menghabiskan puluhan miliar dolar untuk mengumpulkan dan melengkapi militer Afghanistan setelah menggulingkan rezim Taliban tahun 2001.
Pasukan Afghanistan memiliki keunggulan teknologi dibandingkan Taliban, menggunakan berbagai macam senjata buatan Barat, termasuk senapan serbu modern, kacamata penglihatan malam, kendaraan lapis baja, artileri, dan drone pengintai kecil.
Mereka juga memiliki sesuatu yang tidak dapat ditandingi Taliban: angkatan udara. Militer Afghanistan memiliki armada yang tersedia sebanyak 167 pesawat, termasuk helikopter serang, menurut laporan Sigar.
Taliban, di sisi lain, utamanya menggunakan senjata ringan yang membanjiri Afghanistan selama beberapa dekade konflik, seperti senapan serbu AK-47 yang dirancang jaman Uni Soviet, didapat dari pasar gelap regional, kata para analis.
Selain senapan sniper dan senapan mesin, kelompok Taliban juga menggunakan granat berpeluncur roket, mortir, dan roket kecil lainnya, sementara juga mencoba menggunakan beberapa senjata anti-pesawat dan anti-tank dengan berbagai keberhasilan, tulis pakar Taliban Antonio Giustozzi dalam sebuah tulisan tahun 2019.
Pembom bunuh diri dan alat peledak improvisasi telah menjadi salah satu senjata paling mematikan yang digunakan Taliban untuk melawan pasukan Afghanistan dan asing.
Taliban juga telah menjarah dan menggunakan senjata dan peralatan buatan Barat yang dipasok ke militer Afghanistan, termasuk perangkat penglihatan malam, senapan serbu, dan kendaraan.
Kekompakan dan moral
Pasukan Afghanistan telah diuji kepercayaannya selama bertahun-tahun, menderita banyak korban, korupsi, desersi dan sekarang kepergian pasukan asing dan berakhirnya dukungan udara AS.
Perencanaan dan kepemimpinan yang buruk juga menjadi penyebab rendahnya semangat kerja.
Taliban, di sisi lain, telah menunjukkan kohesi yang lebih besar meskipun ada laporan keretakan internal dalam beberapa tahun terakhir, kata para analis, menunjuk semangat keagamaan serta janji keuntungan materi sebagai faktor yang berkontribusi.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV/Straits Times