Lansia Berusia 96 Tahun Diadili, Dituduh Bantu Pembantaian 11.430 Napi di Kamp Konsentrasi Nazi
Kompas dunia | 19 Juli 2021, 15:07 WIBITZEHOE, KOMPAS.TV - Seorang lansia berusia 96 tahun diadili oleh pengadilan di Jerman, atas peranannya terhadap pembantaian 11.430 napi di kamp konsentrasi Nazi.
Irmgad Furchner bekerja sebagai Sekretaris Komandan Kamp Konsentrasi Nazi Stutthof antara Juni 1943 hingga April 1945. Saat itu, ia masih berusia 18 tahun.
Furchner yang kini hidup di panti jompo di Quickborn, dekat Hamburg, Jerman, akan menjalani persidangan di Pengadilan Regional Itzehoe pada tahun ini.
Seperti persidangan terhadap mantan staf Nazi lainnya, Furchner akan diadili pada persidangan remaja.
Baca Juga: Pemukim Yahudi Ilegal Bentrok dengan Jamaah Palestina di Masjid Al Aqsa
Dikutip dari Daily Mail, Minggu (8/7/2021), hal itu disebabkan karena ia berusia di bawah 21 tahun ketika melakukan kejahatan, sehingga dianggap masih belum cukup umur.
Furchner dituduh membantu, bersekongkol dan melakukan percobaan pembunuhan terhadap 11.430 kasus yang melibatkan Napi Yahudi, partisan Polandia dan napi Soviet di Perang Dunia ke-II.
“Fungsinya sebagai pengetik steno di kantor komandan kamp di bekas kamp konsentrasi Stutthog, membuatnya diduga membantu mereka yang bertanggung jawab atas kamp dalam pembunuhan sistematis di penjara antara Juni 1943 dan April 1945,” bunyi dakwaan dari kantor Kejaksaan Itzehoe.
Furchner sendiri sempat mengungkapkan kepada BBC awal tahun ini, bahwa ia tak tahu para napi digas di kamp tersebut.
Nazi telah membunuh sekitar 65.000 orang di Stutthof dan beberapa cabang kamp mereka, yang beroperasi dari 2 Septemner 1939 hingga 9 Mei 1945.
Penggunaan kamar gas sendiri dilakukan mulai Juli 1944. Selain itu suntikan mati juga digunakan untuk membunuh para napi.
Kondisi kamp yang mengenaskan juga membuat napi-napi tewas karena kelaparan, kelelahan dan sakit.
Direktur Museum Stutthof yang juga sejarawan, Janina Grabowska-Chalka, menggambarkan situasi di kamp konsentrasi itu begitu brutal setiap hari.
Baca Juga: Kuburan Massal Korban Pembantaian Nazi Ditemukan di Hutan, Ada Lebih dari 25 Kerangka di Dalamnya
“Di kamp konsentrasi Stutthof, semua napi, pria, perempuan dan anak-anak diharuskan bekerja. Kerja keras yang melebihi kekuatan manusia menentukan ritme hidup dan mati di kamp,” tuturnya.
“Stutthof termasuk ke dalam kamp-kamp di mana kondisi kehidupan yang sangat sulit terjadi,” tambah Grabowska-Chalka.
Furchner, yang nama sebelumnya memiliki nama keluarga Dirksen, ditugaskan sebagai sekretaris dari Komandan kamp Stutthof, Paul Werner Hoppe.
Di tempat itulah ia bertemu dengan pria yang kemudian menjadi suaminya, anggota SS, Heinz Furchner.
Pihak Kejaksaan mulai menginvestigasi laporan SS Furchner pada 2019, dan telah mewawancarai penyintas Stutthof yang kini tinggal di Israel.
Dari laporan tersebut ditemukan pada 22 Juli 1944, SS-Oberstumbanfuehrer, Paul Maurer memerintahkan sejumlah tahanan yang tak ditentukan akan dideportasi dari Stutthof ke Auschwitz untuk dimusnahkan.
Empat hari kemudian, daftar napi yang ditranfer telah dituliskan di kantor komandan kamp Stutthof.
Pada hari yang sama Hoppe memberikan konfirmasi via radio bahwa pemindahan tengah dilakukan.
Baca Juga: Sesumbar Langgar Aturan Karantina, Perempuan Inggris ini akan Dideportasi dari Australia
Pihak kejaksaan pun meyakini bahwa tanda konfirmasi itu pasti diketik oleh Furchner.
Persidangan Furchner rencananya akan dimulai 30 September 2021.
Sebelumnya pada Mei lalu, pengadilan Jerman memutuskan mantan penjaga Stutthof bernama Harry S dan berusia 96 tahun tak cukup bugar untuk melakukan persidangan karena dakwaan yang sama.
Padahal, memiliki kemungkinan yang tinggi ia bersalah atas dakwaan tersebut.
Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Daily Mail