Planetarium Terbesar di Dunia Resmi Dibuka di Shanghai China
Kompas dunia | 18 Juli 2021, 15:05 WIB"China melakukan eksplorasi yang sangat bermanfaat di antariksa dalam pada abad ke-21," kata Ye Shuhua, seorang astronom ternama dan anggota Akademi Ilmu Pengetahuan China. Ye telah melakukan berbagai upaya selama beberapa dekade untuk membantu mendirikan Museum Astronomi Shanghai.
Dia menyatakan bahwa pembangunan planetarium itu sangat penting untuk memopulerkan pengetahuan dalam ilmu astronomi dan mendukung pendidikan generasi muda di bidang tersebut.
Baca Juga: Bukan Main, China Resmi Buka Jalan Tol Sepanjang 2.500 kilometer Sambungkan Beijing dengan Xinjiang
Banyak fasilitas lain berfokus pada topik seperti sejarah penelitian China tentang astronomi, eksplorasi Mars, dan upaya memopulerkan ilmu pengetahuan atau sains untuk anak-anak.
Museum ini menggunakan banyak teknologi imersif untuk melibatkan pengunjung. Garis-garis yang menunjukkan distorsi ruang akan muncul di tanah saat mereka berjalan dan mereka akan dapat mengalami roaming di bulan dengan kacamata virtual reality atau berbaring untuk menyaksikan langit malam berbintang di planetarium, yang memiliki diameter 17 meter.
Selain pengalaman interaktif, museum ini juga memamerkan banyak barang langka, termasuk salinan edisi pertama terjemahan bahasa Inggris pertama dari Prinsip Matematika Filsafat Alam karya Isaac Newton—yang meletakkan dasar fisika dan astronomi modern. Tulisan Isaac Newton itu diterbitkan pada tahun 1729.
Di bagian meteorit, spesimen 21,4 kilogram meteorit Changxing ditampilkan di bawah kaca. Itu jatuh ke sebuah peternakan di Pulau Changxing di kota pada tahun 1964 dan bagian yang dipegang oleh museum adalah yang terbesar.
Museum ini juga menyelenggarakan kegiatan pengamatan bintang dan matahari karena memiliki teleskop 1 meter yang terbesar di antara museum astronomi di Cina, dan teleskop surya 65 sentimeter.
Baca Juga: Seperlima Perusahaan Unicorn Dunia Ada di China
Sistem proyeksi bola beresolusi 8K, dengan sistem kinerja laser canggih dan sistem pertunjukan panggung, dipasang di teater kubah yang memungkinkan para pengunjung menikmati pertunjukan tentang berbagai perkembangan terbaru dalam bidang astronomi.
Selain itu, museum tersebut juga memamerkan beragam koleksi termasuk sekitar 70 meteorit, meliputi meteorit dari Bulan, Mars, dan Vesta, serta lebih dari 120 koleksi artefak seperti karya Isaac Newton, Galileo Galilei, dan Johannes Kepler.
Di antara lebih dari 300 koleksi pameran di museum tersebut, pameran interaktif mencakup lebih dari 50 persen. Beragam teknologi seperti visualisasi data, realitas tertambah (augmented reality/AR), realitas virtual (virtual reality/VR), dan teknologi biometrik membantu pengunjung memperoleh pengetahuan astronomi dan ilmiah melalui interaksi.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV/Xinhua/China Daily