PM Belanda Minta Maaf Terlalu Cepat Longgarkan Pembatasan Covid-19, Berakibat Lonjakan Kasus Baru
Kompas dunia | 13 Juli 2021, 21:24 WIBDEN HAAG, KOMPAS.TV -- Perdana Menteri (PM) Petahana Belanda Mark Rutte pada Senin (12/07/2021) waktu Den Haag meminta maaf atas nama kabinetnya karena membuat kesalahan saat mengambil keputusan pelonggaran langkah pembatasan Covid-19 pada akhir Juni lalu.
Seperti dilansir Xinhua, Selasa, (13/07/2021), Rutte mengatakan kepada wartawan, "apa yang kami pikir mungkin ternyata tidak mungkin terjadi. Saya meminta maaf untuk itu."
Tingkat penularan virus corona di Belanda naik jauh lebih cepat dari yang diperkirakan sejak negara itu membuka kembali hampir sepenuhnya fasilitas-fasilitas pada 26 Juni. Sebagian besar penularan terjadi di tempat hiburan malam dan pesta yang dihadiri orang dalam jumlah besar.
Sebanyak 8.522 kasus baru Covid-19 dilaporkan oleh Institut Nasional Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan (RIVM) Belanda dari Minggu (11/07/2021) hingga Senin, turun 847 kasus dibanding hari sebelumnya.
Selama tujuh hari terakhir, rata-rata 6.619 tes positif dilaporkan setiap harinya, lebih dari 500 persen lebih tinggi dibanding tujuh hari sebelumnya.
"Semua ini membuat pemerintah khawatir," kata Rutte pada Jumat (09/07/2021).
Baca Juga: Infeksi Covid-19 Anak-Anak Melonjak, Belanda Perpanjang Lockdown dan Minta Warga Tidak Keluar Negeri
"Kami tidak dapat mengabaikan kemungkinan bahwa jumlah rawat inap di rumah sakit akan meningkat lagi dalam beberapa pekan ke depan. Oleh karena itu, kami memutuskan perlunya langkah ekstra pada musim panas ini." tambahnya.
Rutte dan Menteri Kesehatan Belanda Hugo de Jonge, yang segera melepas jabatannya, mengumumkan langkah-langkah baru hari Jumat demi mengendalikan penyebaran virus corona.
Aturan tersebut mulai berlaku pada 10 Juli dan akan terus berlaku hingga 13 Agustus.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV