> >

Varian Delta Makin Menyebar, Sejumlah Negara Asia Pasifik ini Berlakukan Lockdown

Kompas dunia | 29 Juni 2021, 19:23 WIB
Seorang pria berjalan di sepanjang jalan utama di kawasan pusat bisnis Sydney pada 26 Juni 2021, ketika kota terbesar di Australia memasuki penguncian atau lockdown Covid-19 selama dua minggu untuk menghadang Covid-19 varian Delta (Sumber: Saeed Khan/France24 via AFP)

Sementara itu, sejumlah warga lain menyalahkan lambatnya vaksinasi hingga pembatasan kembali diberlakukan.

“Jika kita dapat mencapai tingkat vaksinasi yang sangat tinggi, itu akan mengubah segalanya,” terang Hassan Vally, profesor epidemiologi di La Trobe University di Melbourne.

Dengan jumlah populasi yang telah divaksinasi secara lengkap kurang dari 5% di Australia, ia berkomentar bahwa dalam beberapa hal, kondisi sekarang sebenarnya tak terlalu mengejutkan.

Varian Delta merupakan satu dari sejumlah “varian yang menjadi perhatian” yang diidentifikasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS) CDC.

Meskipun perkiraan tingkat penularannya berbeda, varian ini bisa 50% lebih menular dari varian Alpha yang telah menyebar lebih cepat sebelumnya. Varian Alpha muncul di Inggris tahun lalu.

Baca Juga: Meski Virus Varian Delta Menyebar, Bali Masih Tetap Diminati Wisatawan Dunia

Sejumlah studi telah menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 tetap efektif melawan varian Delta, meskipun perlindungan terhadap mereka yang baru divaksinasi dengan dosis pertama, terbilang rendah. Namun, pengalaman di beberapa negara menunjukkan bahwa varian Delta dapat menyebar dengan cepat pada mereka yang belum divaksinasi, termasuk anak-anak.

“Di mana pun Anda melakukan vaksinasi, penyakit akan terpojok ke populasi yang belum divaksinasi,” ujar Raina MacIntyre, profesor biosekuriti global di Universitas New South Wales di Sydney.

Inggris Siap Cabut Pembatasan 19 Juli

Sementara itu, negara-negara yang telah memvaksinasi populasinya dalam persentase yang relatif tinggi kini bergerak maju dengan rencana pembukaan kembali.

Di Inggris, tempat varian Delta menjadi penyumbang hampir seluruh kasus penularan baru, para pejabat menyatakan, mereka tetap berencana mencabut sebagian besar pembatasan pada 19 Juli mendatang.

Meskipun jumlah kasus baru meningkat lebih dari dua kali lipat selama dua pekan belakangan, para pejabat meyakini, negara mereka akan tetap terlindungi. Lantaranya, hampir setengah populasi telah divaksinasi secara lengkap.

“Meskipun kasus baru terus meningkat, jumlah mereka yang meninggal dunia tetap, untungnya, rendah,” ujar menteri kesehatan Inggris yang baru, Sajid Javid, Senin (28/6/2021).

Baca Juga: Perpanjang Lockdown, Malaysia Gelontorkan Bantuan Rp542 T untuk Rakyatnya

Para ahli menyatakan, selama virus tetap bersirkulasi, virus dapat bermutasi dan menciptakan tantangan-tantangan baru.

Di India, yang gelombang wabah keduanya pada musim semi lalu menyebabkan ribuan kematian setiap hari, negara bagian Maharashtra telah kembali memberlakukan perintah tinggal di rumah sebagian. Perintah ini merupakan respon atas penyebaran varian Delta Plus, yang digambarkan oleh para ilmuwan sebagai turunan varian Delta.

Para pejabat kesehatan India telah mengungkapkan kekhawatiran bahwa varian Delta Plus dapat meyebar dengan lebih cepat.

“Ada kemungkinan terjadi gelombang wabah ketiga," kata menteri kepala Maharashtra, Uddhav Balasaheb Thackeray.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU