Puluhan Ribu Warga Migran Bangladesh Eksodus Keluar Dhaka Menjelang Lockdown Ibukota
Kompas dunia | 28 Juni 2021, 05:47 WIBSREENAGAR, KOMPAS.TV - Puluhan ribu pekerja migran meninggalkan Dhaka, ibu kota Bangladesh pada Minggu (27/06/2021), menjelang pengetatan pembatasan sosial yang akan membatasi sebagian besar kegiatan ekonomi serta mengurung orang di rumah, di tengah lonjakan infeksi baru Covid-19, seperti dilansir Straits Times, Minggu, (27/06/2021).
Pembatasan kegiatan dan pergerakan telah diberlakukan sejak pertengahan April karena kasus dan kematian melonjak, dan kali ini makin diperketat akibat meluasnya penyebaran Covid-19 varian Delta.
Tingkat infeksi menurun pada bulan Mei tetapi mulai meningkat lagi bulan Juni, dengan lebih dari 5.000 kasus baru dan 119 kematian pada hari Minggu, menurut kementerian kesehatan.
Lonjakan baru itu mendorong pemerintah memperketat pembatasan secara bertahap mulai Senin, dengan kegiatan ekonomi - termasuk toko, pasar, transportasi dan kantor - ditutup pada hari Kamis.
Warga Dhaka diperintahkan untuk tinggal di rumah sementara, hanya layanan darurat dan pabrik berorientasi ekspor yang terus beroperasi.
Penutupan ini akan memicu eksodus warga migran dari Dhaka.
Dengan transportasi umum antar kota yang dihentikan sejak 22 Juni, orang-orang naik bajay, sepeda motor dan bahkan menyewa ambulans untuk menuju desa mereka.
Baca Juga: Ulama Bangladesh Terbitkan Fatwa Haramkan Emoji Haha Facebook Karena Umat Muslim Dilarang Mengejek
Feri beroperasi dengan frekuensi berlebih, sementara beberapa layanan beroperasi 24 jam sehari dan mengangkut lebih dari 1.000 penumpang dalam setiap perjalanan.
"Kami tidak ingin mereka memadati feri. Tapi mereka tidak mendengarkan. Orang-orang berbondong-bondong datang," kata sub-inspektur polisi Mohammad Reza.
Seorang pejabat senior di Bangladesh Inland Water Transport Corporation yang dikelola negara mengatakan, setidaknya 50.000 orang telah menyeberangi sungai dengan feri pada hari Minggu saja.
Di sebuah stasiun sungai di kota pedesaan Sreenagar, sekitar 70 km selatan Dhaka, ribuan orang mengantri sejak Minggu pagi untuk menyeberangi Sungai Padma, anak Sungai Gangga.
“Kami tidak punya pilihan selain meninggalkan kota,” kata Fatema Begum, 60, sambil menunggu feri. “Selama lockdown, tidak ada pekerjaan. Dan jika kami tidak bekerja, bagaimana kami membayar sewa? "Jadi kami mengemasi semuanya dan akan kembali ke desa kami."
Mohammad Masum, 30, seorang pedagang kaki lima di Dhaka, mengatakan lebih baik pulang ke rumah dan "menghabiskan waktu bersama keluarga" daripada dikurung di ibu kota.
Bangladesh melaporkan lebih dari 880.000 kasus infeksi Covid-19 dan lebih dari 14.000 kematian, tetapi para ahli mengatakan jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi karena kemungkinan tidak dilaporkan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV