Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei Terima Suntikan Pertama Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri
Kompas dunia | 26 Juni 2021, 01:55 WIBTEHERAN, KOMPAS.TV - Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menerima vaksin virus corona pertama yang dikembangkan sendiri di dalam negeri oleh Republik Islam itu, lapor TV pemerintah seperti dilansir Arab News, Jumat (25/6/2021).
Ayatollah Ali Khamenei mengatakan dia tidak tertarik mengambil vaksin buatan luar negeri, karena lebih baik menunggu vaksin Iran, "Karena kita harus bangga dengan kehormatan nasional ini.”
Pada bulan Januari, Khamenei melarang impor vaksin dari Amerika dan Inggris, sebuah cerminan ketidakpercayaan terhadap Barat.
Perusahaan farmasi Iran Shifafarmed membuat vaksin COVIran Barekat dengan metode vaksin nonaktif, dengan studi pertama tentang keamanan dan efektivitasnya dimulai pada akhir Desember lalu.
Iran mendapat otorisasi darurat pekan lalu.
Negara yang paling terpukul Covid-19 di Timur Tengah itu belum mempublikasikan data tentang kemanjuran vaksin, tetapi mereka yang mendapatkan suntikan mengklaim vaksin itu memberi sekitar 85 persen efektivitas terhadap virus mematikan itu.
Para pejabat Iran mengatakan jumlah kematian akibat Covid-19 naik 115 orang pada Jumat, menjadikan total kematian negara itu 83.588 orang sejak pandemi dimulai tahun lalu.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Sima Sadat Lari mengatakan ada 10.820 kasus baru pada periode yang sama, sehingga total menjadi 3.150.949.
Baca Juga: Pemimpin Iran Ali Khamenei Keluarkan Fatwa Karakter Wanita di Kartun Harus Gunakan Jilbab
Setidaknya 1.397 orang masih dirawat di rumah sakit karena Covid-19, tambahnya.
Lari mengatakan, 3.219 pasien dalam kondisi serius, dan 2.809.595 telah pulih sejauh ini. Iran tetap menjadi salah satu negara yang paling terpukul di dunia.
Pihak berwenang Iran mengatakan vaksin lain, yang diproduksi bersama dengan Kuba, akan bergabung dengan program vaksinasi negara itu dalam beberapa hari mendatang.
Penelitian vaksin Iran mendapatkan pijakan urgensi karena para pejabat Iran menuduh sanksi Amerika Serikat menghambat upaya vaksinasi massal rakyat Iran.
Iran mempertahankan beberapa akses internasional untuk mendapatkan vaksin, termasuk melalui partisipasinya dalam COVAX, sebuah inisiatif internasional yang dirancang untuk mendistribusikan vaksin ke berbagai negara-negara terlepas dari kekayaan mereka.
Tetapi bank dan lembaga keuangan internasional enggan berurusan dengan Iran karena takut akan sanksi Amerika.
Di bawah aturan COVAX, Iran dapat memesan dosis yang cukup untuk memvaksinasi setengah dari 82 juta penduduknya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV