Prancis Desak Peningkatan Kewaspadaan Atas Varian Delta Covid-19
Kompas dunia | 24 Juni 2021, 22:26 WIBPARIS, KOMPAS.TV - Pemerintah Prancis mendesak peningkatan kewaspadaan atas virus Corona varian Delta, untuk mencegah varian itu meluas tidak terkendali, seperti dilansir Xinhua, Kamis (24/6/2021).
"Harus menjadi perhatian kita," demikian peringatan juru bicara pemerintah Prancis Gabriel Attal pada Rabu (23/06/2021). Pihaknya mendorong kewaspadaan individu dan kelompok untuk mencegah tak terkendalinya infeksi akibat varian yang lebih mudah menular itu.
"Ada ancaman (kemunculan kembali epidemi) yang terkait dengan varian Delta," kata Attal kepada radio RMC.
"Kita dapat melihat bahwa semuanya bisa terjadi dengan sangat cepat ... dan itu membutuhkan kewaspadaan individu maupun kelompok."
Pertama kali teridentifikasi di India, varian Delta merupakan galur virus corona dengan penularan tercepat dan terkuat yang akan "membidik" orang-orang yang paling rentan, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (21/6/2021).
Baca Juga: Prancis Segera Vaksinasi Seluruh Orang Dewasa Untuk Hadang Penularan Varian Baru Covid-19
Saat ini di Prancis, varian tersebut menjadi penyebab atas 9-10 persen dari sekitar 2.000 kasus baru Covid-19 per harinya.
Ini dapat memicu kemunculan kembali epidemi pada September atau Oktober mendatang, menurut prediksi Jean-Francois Delfraissy, kepala dewan ilmiah yang memberikan advis perihal Covid-19 kepada pemerintah.
Juru bicara pemerintah itu kembali menegaskan, vaksin merupakan senjata melawan pandemi. "Semakin kita terus divaksinasi, semakin kita dapat melindungi diri dari varian (virus)," katanya.
Hingga Selasa (22/06/2021), lebih dari 32,4 juta orang di Prancis, atau 61,8 persen dari populasi orang dewasa, telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19.
Sekitar 17,1 juta orang telah mendapatkan vaksinasi penuh, hampir sepertiga dari populasi orang dewasa, menurut data Kementerian Kesehatan Prancis.
Baca Juga: Benarkah Varian Delta Bisa Menular Hanya dengan Berpapasan? Ini Kata Ahli
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV