PM Pakistan Imran Khan Enggan Bicara China-Muslim Uighur, tapi Embuskan Tekanan India ke Kashmir
Kompas dunia | 21 Juni 2021, 20:39 WIBISLAMABAD, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Pakistan Imran Khan tak mau bicara banyak terkait pelanggaran HAM yang diduga dilakukan China kepada Muslim Uighur di Xinjiang.
Ia malah mengatakan tekanan yang dilakukan India ke Kashmir menjadi yang paling relevan untuk dipikirkan.
Hal itu diungkapkan Imran Khan saat diwawancara oleh wartawan Axis HBO, Jonathan Swan, Senin (21/6/2021).
Pakistan memang bersitegang dengan India terkait wilayah Kahsmir.
Baca Juga: Dianggap Telat Padamkan Rumah yang Terbakar, Petugas Damkar Malaysia Dipukuli Warga
Pada 2019, India memindahkan ratusan ribu tentaranya ke bagian wilayah yang mereka kuasai.
Mereka mengurung ribuan orang termasuk politikus terpilih dan mencabut status khusus Kashmir yang dikelola India.
Imran Khan dan Pakistan memimpin kemarahan internasional atas masalah ini dan menyerukan tindakan harus diambil kepada India.
“Saya lebih memilih peduli dengan apa yang terjadi di perbatasan kami,” ujar Khan saat ditanya kenapa memilih diam terkait kasus muslim Uighur seperti dikutip dari BBC.
Baca Juga: Tahan 19 Pegawai Restoran karena Menolak Memberikan Burger Gratis, Polisi Pakistan Hadapi Hukuman
Khan pun menegaskan pihaknya menghormati apa yang dilakukan China dan apa pun isu di antara mereka akan dibicarakan di balik pintu.
Ia juga menyebutkan China sebagai salah satu teman baik Pakistan di masa yang sulit.
“Ketika kami tengah berjuang dan ekonomi kami dalam bahaya, mereka membantu kami,” tuturnya.
Tak ayal ucapan Khan itu melahirkan kritikan yang ditujukan kepadanya.
Baca Juga: Tabrakan Beruntun 15 Kendaraan Akibat Badai Claudette di Alabama AS, 12 Tewas, Termasuk 10 Anak-anak
Salah satunya berasal dari jurnalis terkenal Mehdi Hasan, yang menyebut wawancara itu sangat menyakitkan untuk disaksikannya.
“Ini sangat menyakitkan untuk dilihat. Imran Khan bersikeras Muslim Uighur di Xinjiang tak dipersekusi karena ia berteman dengan Pemerintah China yang mengatakan mereka tak melakukannya (persekusi),” cuit Hasan di Twitter.
Di India, sejumlah orang menuduhnya telah menjual diri ke China, dan menegaskan Khan tak akan pernah dianggap sosok penting.
Tawarannya untuk berbicara jika India mengembalikan status spesial Kashmir juga disebut sebagai aksi untuk menonjolkan diri.
Penulis : Haryo Jati Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV