China Bantah Reaktor Nuklirnya Bocor, Hong Kong Waspada
Kompas dunia | 16 Juni 2021, 01:41 WIBPernyataan itu menyusul laporan CNN bahwa Framatome telah menginformasikan pada otoritas Amerika Serikat (AS) tentang adanya kemungkinan kebocoran.
“Sehubungan dengan laporan media siang tentang reaktor nuklir di Taishan, Guangzhou, pemerintah Hong Kong sangat mementingkan hal ini,” ujar Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam. "Kami sangat prihatin," sambungnya.
Pemerintah Hong Kong, kata Lam, akan bertanya lebih jauh pada otoritas di Guangdong dan akan menginformasikan setiap perkembangan pada khalayak.
China merupakan salah satu pengguna reaktor nuklir terbesar. China tengah membangun lebih banyak reaktor saat sejumlah pemerintah negara lain justru membangun fasilitas baru lain karena biaya tenaga surya, angin, dan energi alternatif lain, menurun.
Baca Juga: Nuklirnya Dianggap Ancaman, Korea Utara Tuding Joe Biden Tetap Ingin Bermusuhan
Para pemimpin China melihat tenaga nuklir sebagai jalan untuk mengurangi polusi udara dan permintaan impor minyak dan gas, yang mereka anggap sebagai risiko keamanan.
Pemerintah berencana meminta Hong Kong agar menggunakan lebih banyak tenaga nuklir daratan untuk memungkinkan penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara.
Reaktor Taishan, yang memulai operasi komersial pada Desember 2018, dimiliki oleh Guangdong Nuclear Power Group China dan Electricite de France (EDF), pemilik mayoritas Framatome. Reaktor kedua mulai beroperasi pada September 2019.
Kedua reaktor itu merupakan yang pertama dari tipe baru Reaktor Bertekanan Eropa. Dua reaktor lain juga tengah dibangun di Finlandia dan Prancis.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV