Maskapai Emirates Rugi Besar Selama Pandemi, Pemerintah UAE Suntik Dana Rp44 T
Kompas dunia | 15 Juni 2021, 20:56 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pandemi Covid-19 membuat maskapai penerbangan asal Uni Emirat Arab (UAE), Emirates, menderita kerugian untuk pertama kalinya dalam 30 tahun.
Mengutip dari AFP, pada tahun fiskal Maret 2020 hingga Maret 2021, kerugian Emirates tercatat sebesar 5,5 miliar dollar AS atau lebih dari Rp77 triliun.
"Karena dampak pandemi ke penerbangan dan sejumlah larangan perjalanan, maskapai melaporkan kerugian 20,3 miliar dirham (5,5 miliar dollar AS). Setelah tahun sebelumnya masih meraup keuntungan 1,1 miliar dirham (288 juta dollar AS)," kata Chairman dan CEO Emirates, Sheikh Ahmed bin Saeed Al Maktoum, dikutip Selasa (15/06/2021).
Tahun lalu, Emirates sempat menghentikan operasionalnya sementara. Mereka mengandalkan armada jumbo Airbus A380 dan memangkas 30 persen pekerjanya.
Pendapatan perusahaan pun turun hingga 66 persen menjadi 8,4 miliar dollar AS, pada periode Maret 2020-Maret 2021.
Baca Juga: Butuh Dana Segar Rp8,7 T, AirAsia Group Mau Ngutang dan Jual Saham
Dalam periode yang sama, jumlah penumpang Emirates juga anjlok 88 persen, menjadi hanya 6,6 juta dibanding Maret 2019-Maret 2020.
"Kami terhantam keras dari penurunan permintaan untuk penerbangan internasional. Karena banyak negara menutup perbatasan mereka dan melakukan pembatasan ketat kedatangan penerbangan dari luar negeri," ujar Sheikh Ahmed.
Untuk membantu Emirates, pemerintah UAE memberikan bantuan suntikan dana 3,1 miliar dollar AS atau setara dengan Rp44,15 triliun.
Baca Juga: Garuda Tunggak Gaji Karyawan Rp327,93 M
Industri penerbangan memang menjadi salah satu yang paling terdampak pandemi. Seperti Garuda Indonesia, Air France KLM, dan Deutsche Lufthansa AG.
Dua maskapai terakhir yang merupakan milik pemerintah Prancis dan Jerman, masing-masing membukukan kerugian tahunan sekitar 8 miliar dollar AS dan membutuhkan bantuan pendanaan dari pemerintah.
Penulis : Dina Karina Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV