Ini Penjelasan Mengapa Sebagian Orang Mengalami Efek Samping Setelah Vaksinasi Covid-19
Kompas dunia | 10 Juni 2021, 23:23 WIBNEW YORK, KOMPAS. TV - Mengapa beberapa orang mendapatkan efek samping setelah disuntik vaksin Covid-19? berikut ini sedikit penjelasan yang dikutip dari Associated Press, Kamis (10/6/2021).
Efek samping sementara seperti sakit kepala, kelelahan, pegal linu dan demam adalah tanda-tanda sistem kekebalan tubuh meningkat, yang merupakan respons normal terhadap vaksin. Tenang, itu hal biasa.
“Sehari setelah mendapatkan vaksin ini, saya tidak akan merencanakan apapun yang merupakan aktivitas fisik yang berat,” kata Dr Peter Marks, kepala vaksin FDA Amerika Serikat, atau Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, yang mengalami kelelahan setelah suntikan dosis pertamanya.
Inilah yang terjadi setelah vaksinasi.
Bayangkan sistem kekebalan memiliki dua lengan utama, dan lengan yang pertama langsung bekerja segera setelah tubuh mendeteksi penyusup asing (vaksin).
Sel darah putih berkerumun ke lokasi tempat tubuh mengenali adanya penyusup asing lalu hal itu mendorong terjadinya peradangan. Nah inilah penyebab meriang, menggigil, nyeri, kelelahan, pegal linu dan efek samping lainnya.
Respons cepat dari sistem kekebalan tubuh ini cenderung berkurang seiring bertambahnya usia. Itulah salah satu alasan orang yang lebih muda melaporkan efek samping lebih sering daripada orang dewasa yang lebih tua.
Selain itu, beberapa jenis vaksin menimbulkan lebih banyak reaksi daripada vaksin lain.
Baca Juga: Mengenal Gejala dan Efek Samping dari Vaksin AstraZeneca
Pada dasarnya setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda. Jika Anda tidak merasakan apa-apa satu atau dua hari setelah salah satu dosis suntikan vaksin, itu bukan berarti vaksinnya tidak bekerja.
Di belakang layar, suntikan vaksin juga menggerakkan lengan kedua sistem kekebalan tubuh Anda, dan inilah yang memberikan perlindungan nyata dari virus. Di sini tubuh memproduksi antibodi terhadap virus tersebut.
Gangguan dan efek samping lain, adalah saat sistem kekebalan mulai aktif, terkadang hal itu menyebabkan pembengkakan sementara pada kelenjar getah bening, seperti yang terletak di bawah lengan.
Karena hal tersebut perempuan disarankan untuk melakukan mammogram rutin sebelum vaksinasi Covid-19 agar jangan sampai menyalahartikan pembengkakan kelenjar getah bening sebagai tanda-tanda kanker.
Baca Juga: Para Perempuan, Yuk Cegah Kanker Serviks dari Sekarang!
Namun tidak semua efek samping bersifat rutin. Setelah ratusan juta dosis vaksin diberikan di seluruh dunia, dan setelah pemantauan keamanan yang intensif, beberapa risiko serius telah diidentifikasi.
Sebagian kecil orang yang mendapat vaksin yang dibuat oleh AstraZeneca dan Johnson & Johnson melaporkan jenis penggumpalan darah yang tidak biasa.
Beberapa negara lalu membuat kedua vaksin tersebut ditujukan untuk manula dan dewasa yang lebih tua, tetapi otoritas pengawas obat dunia mengatakan manfaat dari menyuntikkan kedua vaksin tersebut masih lebih besar daripada mudaratnya.
Beberapa orang juga kadang-kadang memiliki reaksi alergi yang serius. Itu sebabnya Anda diminta untuk tetap berada di lokasi vaksinasi selama kira-kira 15 menit setelah mendapatkan vaksin Covid-19 jenis apa pun, untuk memastikan reaksi alergi apapun dapat segera diobati.
Akhirnya, otoritas pengawas kesehatan beberapa waktu terakhir mencoba untuk menentukan apakah pembengkakan jantung, yang sifatnya sementara, merupakan salah satu efek samping vaksin mRNA Covid-19 buatan Pfizer dan Moderna.
Pejabat kesehatan Amerika Serikat belum dapat memastikan apakah ada tautan tetapi mengatakan mereka memantau sejumlah kecil laporan, kebanyakan terjadi pada remaja laki-laki atau dewasa muda.
Kuncinya adalah, selalu waspada dan melaporkan kepada aparat kesehatan setempat bila respons tubuh terhadap vaksin sudah di luar batas logika maupun kewajaran.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV