Ini Penjelasan WHO soal Vaksin Sinovac Buatan China Aman Digunakan
Kompas dunia | 2 Juni 2021, 23:47 WIB“Kami mendesak para produsen vaksin untuk berpartisipasi dalam skema Covax, berbagi pengetahuan dan data serta berkontribusi mengendalikan pandemi. WHO merekomendasikan vaksin ini untuk digunakan bagi orang dewasa berusia 18 tahun ke atas, dalam jadwal dua dosis dengan rentang waktu 2 hingga 4 minggu,” demikian bunyi pernyataan WHO.
Baca Juga: Sinovac Nyatakan Vaksin Covid-19 Mereka Aman untuk Anak Usia 3 - 17 Tahun, Bagaimana Vaksin Lainnya?
“Hasil efikasi vaksin menunjukkan bahwa vaksin ini mencegah penyakit simptomatik sebesar 51% dari mereka yang divaksinasi dan mencegah Covid-19 semakin parah dan rawat inap pada 100% populasi yang dipelajari," imbuhnya.
Vaksin Sinovac mengandung bentuk virus corona yang tidak aktif dan tidak dapat menyebabkan penyakit.
Vaksin ini juga memiliki zat yang membantu memperkuat respons kekebalan pada vaksin.
Saat menerima suntikan vaksin, sistem kekebalan mengidentifikasi virus yang tidak aktif sebagai benda asing dan oleh karenya membuat antibodi untuk melawannya.
Antibodi ini akan mengenali virus yang aktif dan akan mempertahankan diri terhadapnya.
Sejumlah orang berusia di atas 60 tahun ikut ambil bagian dalam uji coba klinis vaksin Sinovac.
Kendati begitu, WHO menyatakan bahwa seharusnya tidak ada batasan usia maksimal pada vaksin ini.
Hal ini lantaran, menurut WHO, tak ada alasan untuk meyakini bahwa vaksin memiliki sistem keselamatan yang berbeda terhadap generasi yang lebih tua.
Baca Juga: Presiden Turki Erdogan Merasa Baik dan Tidak Ada Efek Samping, Sehari Usai Disuntik Vaksin Sinovac
Melansir AFP, vaksin Sinovac telah digunakan di 22 wilayah negara di seluruh dunia.
Selain China, negara-negara yang menggunakan vaksin Sinovac, di antaranya, termasuk Chile, Brasil, Indonesia, Meksiko, Thailand, dan Turki.
Chen Xu, Duta Besar China di Jenewa, Swiss, menyatakan, status EUL CoronaVac menambah jumlah alat dunia untuk memerangi pandemi.
“China akan terus bekerja dengan komunitas internasional untuk mempromosikan aksesibilitas dan keterjangkauan vaksin Covid-19, terutama di negara berkembang,” katanya.
Baca Juga: Brasil Setujui Penggunaan Sinovac dan AstraZaneca, Tolak Penggunaan Sputnik V
Penulis : Vyara Lestari Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV