Tersangka Teknisi yang Perbaiki Kereta Gantung yang Jatuh di Italia Jadi Tahanan Rumah
Kompas dunia | 31 Mei 2021, 01:30 WIBSelama diinterogasi, Tadini sang teknisi mengakui bahwa ia telah meninggalkan braket berbentuk garpu pada tuas rem darurat untuk menonaktifkannya. Pengacara Tadini, Marcello Perillo, menyatakan, ini lantaran rem itu terus mengerem sendiri saat kereta gantung itu tengah diperbaiki.
Pada para wartawan di luar penjara Verbania, Perillo menyatakan, kliennya tak akan pernah meninggalkan braket itu di sana jika itu akan membahayakan para penumpang.
“Dia bukan penjahat dan tak akan membiarkan orang-orang naik kereta gantung ke atas dengan sistem pengereman yang mengunci jika ia tahu bahwa ada kemungkinan bahwa kabelnya bisa putus,” tutur Perillo. “Dia bahkan tak bisa percaya bahwa faktanya, kabelnya putus.”
Semula, para jaksa penuntut menduga para atasan Tadini mengetahui pemasangan penjepit rem darurat dan sengaja melakukannya sebagai upaya perbaikan tambal sulam sementara. Sebab, kata Jaksa Olimpia Bossi, untuk bisa melakukan perbaikan secara menyeluruh, seluruh sistem kereta gantung harus ditutup.
Kereta gantung Mottarone itu baru saja beroperasi kembali pada 26 April lalu setelah ditutup selama pandemi Covid-19 sejak tahun lalu, dan tengah bersiap menyambut kedatangan para turis.
Baca Juga: Tragedi Kecelakaan Kereta Gantung Italia: Kabel Putus dan Rem Darurat Tak Berfungsi
Namun, Nerini dan Perocchio membantah mengetahui apapun tentang manuver Tadini ‘mengakali’ sistem rem darurat yang kerap mengerem sendiri. Nerini dan Perocchio menyatakan tak punya alasan untuk membiarkan kereta gantung tanpa sistem rem beroperasi.
Menurut pengacara Nerini, Pasquale Patano, kliennya “tidak tertarik untuk tidak memperbaiki kereta gantungnya”. Lantaran, kata Patano, Nerini membayar biaya tetap sebesar 150.000 Euro atau sekitar Rp2,6 miliar setiap tahun untuk jasa pemeliharaan tak terbatas dari perusahaan lain agar kereta gantungnya tetap aman dan bisa beroperasi.
Senada dengan Nerini, Perocchio juga membantah mengetahui manuver Tadini.
“Klien saya ditangkap karena jaksa mengalami tekanan untuk segera memutuskan hasil penyelidikan tragedi itu,” kata Andrea Da Prato, pengacara Perocchio.
Perocchio sendiri mengakui sangat sedih atas jatuhnya banyak korban dalam tragedi kereta gantung itu.
“Saya telah bekerja di dunia kereta gantung selama 21 tahun, dan saya tak akan pernah mengizinkan penonaktifan rem darurat,” katanya. “Karena tak ada alasan apapun untuk melakukan itu.”
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV