> >

Pendiri Hamas: Kami Memerangi Pendudukan Israel, Bukan Orang Yahudi

Kompas dunia | 24 Mei 2021, 18:15 WIB
Pendiri Hamas, Mahmoud Zahar saat diwawancari Sky News, Minggu (23/5/2021). (Sumber: Sky News)

GAZA, KOMPAS.TV - Mahmoud Zahar, salah satu pendiri Hamas menegaskan, pihaknya akan terus memerangi pendudukan Israel di wilayah Palestina.

Hal itu terungkap dalam sebuah wawancara eksklusif dengan SkyNews. Pernyataan Zahar ini bertolak belakang dari citra Hamas sebagai organisasi Islam yang terus memerangi Israel dengan dasar agama.

"Kami tidak menentang orang Yahudi karena orang Yahudi tinggal di daerah ini selama berabad-abad. Saya berbicara tentang pendudukan," ujar Zahar, dilansir dari SkyNews, Senin (24/5/2021).

Baca Juga: Soal Gencatan Senjata, Pendiri Hamas: Tak Ada Perdamaian dengan Israel Tanpa Keadilan bagi Palestina

Meski begitu, Hamas tak selalu bersikap seperti itu. Hamas berdiri pada dekade 1980. Mereka mengeluarkan sebuah piagam pada 1988.

Mengutip SkyNews, Piagam 1988 itu berisi pandangan bahwa perlawanan pada Israel sebagai perang agama melawan Yahudi.

Namun, Hamas terus mengubah pandangannya. Pada 2017, Hamas melunak dengan mengubah Piagam 1988 itu.

Melansir Guardian, Piagam 2017 itu berisi sikap bahwa Hamas bersedia menerima wilayah Palestina sebelum perang pada 1967, termasuk Yerusalem sebagai ibu kota Palestina. Meski begitu, Hamas tetap tidak akan mengakui Israel.

Peta wilayah Palestina sebelum perang 1967. (Sumber: Rand.org/Glenn E Robinson)

“Hamas memperjuangkan pembebasan seluruh Palestina, tetapi siap mendukung negara sesuai wilayah pada 1967 tanpa mengakui Israel atau menyerahkan hak apa pun,” ujar Khaled Mashal pada 2017, dikutip dari Guardian.

Piagam 2017 juga menyebut, Hamas memerangi Israel yang disebut sebagai “proyek Zionis”, bukan orang Yahudi.

“Hamas tidak berperang melawan orang-orang Yahudi karena mereka orang Yahudi, tetapi berjuang melawan Zionis yang menduduki Palestina,” tulis Piagam 2017 itu.

Baca Juga: Pengamat Hubungan Internasional Ungkap Deretan Fakta dan Latar Belakang Konflik Israel-Palestina

“Zionislah yang terus-menerus melekatkan proyek kolonial dan pendudukan ilegal mereka dengan Yudaisme dan Yahudi," imbuh Piagam 2017.

Sikap sama juga diucapkan oleh Mahmoud Zahar dalam wawancara usai gencatan senjata Israel-Palestina pada Jumat (21/5/2021).

"Tidak, (negara Israel tak memiliki hak). Mengapa? Kamu datang dari Amerika dan kamu mengambil rumahku, kamu datang dari Inggris dan kamu mengambil rumah saudara laki-lakiku, kamu mengambil ini. Ini sebuah pendudukan,” kata Zahar.

Zahar juga mengatakan, Hamas terus membeli roket dan rudal sebagai bentuk pertahanan.

"Beri saya satu contoh negara di dunia yang tidak memiliki kementerian militer untuk membela diri?” tanya Zahar.

"Kami di sini melindungi diri dari agresi, melawan agresi Israel. Jadi jika kami dilarang, mereka munafik," tambahnya.

Meski begitu, Zahar mengatakan, Hamas siap melakukan negosiasi damai, termasuk berbicara dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

Baca Juga: Mengungkap Deretan Fakta dan Penyebab Israel-Palestina Sulit Berdamai

"Mengapa tidak? Tuan Biden, ya dia mendukung Israel tapi saya pikir kami memiliki misi sebagai orang Palestina untuk berbicara kepadanya secara terus terang," ujar Zahar.

Di sisi lain, Zahar mengaku tak bisa melupakan sejarah kesepakatan damai antara Israel dengan Fatah, faksi Palestina lainnya, yang selalu gagal.

“Ini bukan penilaian saya. Coba tanya Mahmoud Abbas (Pimpinan Fatah), apakah solusi dua negara bisa terjadi? Ia akan berkata tidak. Israel tak bisa menerima solusi (damai) dua negara,” kata Zahar.

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU