> >

Warga Temukan 101 Peluru Peledak Perang Dunia II saat Gali Lubang Kakus di Kepulauan Solomon

Kompas dunia | 19 Mei 2021, 08:44 WIB
Polisi Kepulauan Solomon memindahkan 101 peluru peledak yang biasa digunakan sebagai artileri meriam howitzer dalam Perang Dunia II di ibukota Honiara pada akhir pekan lalu, Minggu (16/5/2021). (Sumber: Royal Solomon Islands Police Force)

KEPULAUAN SOLOMON, KOMPAS.TV – Timbunan peluru peledak peninggalan Perang Dunia II tak sengaja ditemukan oleh seorang lelaki yang tengah menggali sebuah lubang kakus di Kepulauan Solomon, Pasifik, akhir pekan lalu.

Melansir RNZ pada Selasa (18/5/2021), polisi setempat mengatakan, lelaki yang tinggal di Kamp Gilbert di perbukitan di atas ibukota Honiara itu tengah menggali lubang kakus sedalam beberapa meter pada Sabtu (15/5/2021) lalu. Tiba-tiba, sekopnya menghantam sebuah logam.

Baca Juga: Bom Bekas Perang Dunia II Ditemukan, Diledakkan Setelah 2.600 Keluarga Diungsikan

Saat menyadari bahwa yang ditemukannya adalah peluru dari Perang Dunia II, ia pun segera menghubungi polisi. Tim pembuangan bahan peledak pun memindahkan sebanyak 101 peluru dari lubang tersebut. Peluru-peluru tersebut merupakan peluru 105mm yang biasa digunakan dalam meriam artileri howitzer oleh pasukan Amerika Serikat (AS) di Pasifik.

Pekan lalu, sebuah peluru 105mm  dari Perang Dunia II tak sengaja meledak di bawah api untuk memasak di Honiara. Ledakan ini melukai dua orang lelaki dan melukai dua orang lainnya.

Baca Juga: Bom Bekas Perang Dunia II Meledak saat Dibersihkan, 2 Pekerja Tewas

Insiden itu memicu pemerintah Kepulauan Solomon untuk mengerahkan upaya lebih untuk menemukan dan membuang bom dan peluru sisa Perang Dunia II, yang keberadaannya masih mengancam warga setempat.

Kepulauan Solomon – di utara Australia dan timur Papua Nugini – merupakan lokasi pertempuran antara Jepang dan AS dalam Perang Dunia II. Sejumlah kritik juga menyebut agar pemerintah harus mendesak kedua negara yang terlibat perang untuk memainkan peran lebih besar dalam membuang artileri berbahaya itu.

Baca Juga: Viral di TikTok, Amy Hawkins Seorang Nenek Berusia 110 Tahun Menyanyikan Lagu Jaman Perang Dunia I

Inspektur Clifford Tunuki yang memimpin proses pembuangan artileri berbahaya tersebut, menyatakan, tim polisi membutuhkan waktu selama dua hari, Sabtu (15/5/2021) dan Minggu (16/5/2021) untuk memindahkan peluru-peluru itu. Tim juga menyisir lokasi sekitar untuk mencari artileri lain yang tidak meledak.  

“Karena artileri yang tidak meledak ini menimbulkan risiko besar, saya meminta rakyat kami yang baik, terutama mereka yang tinggal di Honiara dan provinsi lain yang kemungkinan menyimpan artileri ini agar melaporkannya ke polisi, atau jika mereka berniat mengembangkannya, mereka dapat membersihkan properti mereka dengan menggunakan jasa perusahaan pembersihan artileri yang tidak meledak,” kata Tunuki.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU