> >

Mengenang George Habash, Penganut Kristen Orthodoks Pejuang Kemerdekaan Palestina

Kompas dunia | 19 Mei 2021, 05:00 WIB
Poster George Habash (1 Agustus 1925-26 Januari 2008) (Sumber: Palestine Project Poster)

Ketika pertemuan negara-negara Arab (Arab Summit) di Rabat, Maroko, pada 25 Oktober 1975, Habbas memberikan pernyataan keras atas pertemuan tersebut.

Baca Juga: Foto Ambulans Berlogo Padang di Palestina Viral, Gubernur Sumbar : Itu Sumbangan Warga Padang

"Suatu hari kebenaran akan terungkap. Bahwa tidak ada perdamaian bersama negara yang mempraktikan fasis, rasis,  berdasarkan doktrin untuk melayani kepentingan kelompok imperialis. Slogan masyarakat demokratis Palestina hanya bisa diraih oleh revolusi orang Palestina menuju pembebasan untuk semua orang dalam wilayah, termasuk orang Yahudi, dan ini merupakan jalan perdamaian yang panjang dan permanen."


Sikap kerasnya dalam menempuh jalan kemerdekaan, membuatnya sering tak sejalan dengan pimpinan PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) Yasser Arafat yang dinilai terlalu moderat dan terlalu banyak tunduk pada kemauan Israel dan negara barat.

Misalnya, saat Perjanjian Oslo 1993 antara Israel dan PLO. Perjanjian bersejarah ini dinilai Habash telah menjual revolusi Palestina. Hubungan kedua tokoh ini pun sempat renggang. Habash membentuk aliansi anti Arafat dan anti Oslo di Damaskus.

Meski demikian, di mata rakyat Palestina Habash tetap dikenang sebagai pejuang kemerdekaan dan menghargai jalan yang dia tempuh.

Ketika meninggal, selain diadakan hari berkabung selama tiga hari, juga dihadiri sekitar 2.000 pelayat. Habash dimakamkan di pinggir kota Amman Yordania, setelah diadakan  doa  di sebuah gereja Yunani Ortodoks di Amman. Para pelayat membawa bendera  Palestina dan foto Habash dalam suasana duka mendalam.

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU