Dewan Keamanan PBB Desak Gencatan Senjata di Yaman
Kompas dunia | 13 Mei 2021, 18:00 WIBKepala Urusan Kemanusiaan PBB Mark Lowcock mengatakan kepada DK PBB, sekitar 25.000 orang mengungsi untuk menghindari pertempuran di Marib, banyak dari mereka menyelamatkan diri untuk kedua atau ketiga kalinya.
Jika pertempuran tidak berhenti, kata Lowcock, "Lembaga bantuan khawatir hingga 385.000 orang dapat mengungsi dalam beberapa bulan mendatang."
Baca Juga: Takut Dirudal Milisi Houthi, PM Israel Hindari Wilayah Udara Arab Saudi
Lowcock memperingatkan, kelaparan masih mengintai negara, dengan lima juta orang tinggal selangkah lagi dari kelaparan. Terlebih lagi kasus Covid-19 yang masih melonjak akan mendorong sistem perawatan kesehatan runtuh.
"Kelaparan, penyakit, dan kesengsaraan lainnya adalah akibat perang dan itulah mengapa sangat penting untuk menghentikan pertempuran," katanya.
Sejak Maret 2020, Griffiths berusaha membuat Houthi dan pemerintah berkomitmen untuk gencatan senjata nasional, untuk membuka kembali Bandara Sanaa untuk lalu lintas komersial, memastikan aliran bahan bakar dan komoditas yang tidak terganggu melalui pelabuhan utama Hodeida, dan untuk melanjutkan proses politik yang bertujuan mencapai penyelesaian politik.
“Saya di sini untuk mengatakan kesepakatan masih sangat mungkin,” kata Griffiths kepada dewan.
Dalam pernyataannya, Griffiths juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada negara-negara yang mendukung perdamaian di Yaman. Seperti Oman, Arab Saudi, Amerika Serikat, dan lainnya. "Mereka bekerja erat dan tanpa perbedaan di antara kami," katanya.
Baca Juga: Kelaparan di Yaman Hanya Kumpulkan Bantuan 1.7 dari 3.85 Miliar Dollar AS, Sekjen PBB: Mengecewakan!
Griffiths mengatakan perbedaan antara pihak-pihak di Yaman sebenarnya bukan tidak bisa dijembatani. Kesepakatan dapat dicapai dengan mudah, sangat cepat, jika kedua belah pihak setuju.
Namun dia mengatakan kepada DK PBB dalam beberapa kesempatan selama negosiasi, Houthi menolak untuk bertemu dengannya, termasuk baru-baru ini. "Mengatakan ini adalah memberi sinyal yang salah adalah pernyataan yang meremehkan," katanya.
Anggota Dewan Keamanan PBB menyatakan dukungan untuk Griffiths dan mengungkapkan harapan mereka agar Houthi segera bertemu dengannya.
Tak lama setelah pertemuan dewan berakhir, Sekretaris Jenderal Antonio Gutteres mengumumkan pengangkatan Griffiths sebagai kepala kemanusiaan PBB berikutnya, menggantikan Lowcock. Namun Guterres mengatakan Griffiths akan terus menjadi utusan utama PBB untuk Yaman sampai transisi diumumkan.
Dalam beberapa minggu mendatang, Griffiths mengatakan, semua negara harus mendorong para pihak, khususnya Houthi, untuk menyelesaikan negosiasi sehingga pertempuran berhenti.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV