Positif Covid-19, Seorang Ibu di India Ditolak Terapi Dialisis Karena Takut Cemari Mesin Cuci Darah
Kompas dunia | 4 Mei 2021, 08:00 WIBBaca Juga: Imbas Wabah Covid-19 di India, Bayi 18 Bulan Ditemukan Kelaparan di Samping Jasad Ibunya
Keluarga Jai Ram sudah kesulitan membayar biaya dialisis Lakshmi sebelumnya. Satu kali dialisis di rumah sakit swasta bertarif 5.000 – 6.000 rupee (setara Rp 965 ribu – Rp 1,1 juta), sementara biaya penyuntikan dan obat-obatan yang dibutuhkan pasien dialisis berkisar antara 20.000 – 30.000 rupee (setara Rp 3,9 juta – Rp 5,8 juta) per bulan. Keluarga Jai Ram yang papa tak punya uang untuk membayar itu semua.
Rumah kecil dengan dua kamar yang mereka tempati di pinggiran Lucknow bagian utara di negara bagian Uttar Pradesh sudah digadaikan senilai 150.000 rupee (senilai Rp 29,2 juta). Kedua anak lelaki Jai Ram yang telah bekerja dan berpenghasilan masing-masing 6.000 rupee (Rp 1,1 juta) dan 8.000 rupee (Rp 1,5 juta) pun telah menumpuk hutang demi membayar biaya pengobatan ibunda mereka di masa lalu. Keluarga Jai Ram kini terengah membayar hutang senilai total 200.000 rupee (atau hampir Rp 40 juta).
“Ibu saya sudah rutin berobat sejak 2011 dan dialisis sejak Oktober 2020. Adik perempuan kami juga cacat, dan kami tak punya apa-apa lagi untuk dijual untuk menyelamatkan ibu kami,” tutur Dharmesh lirih penuh keputusasaan.
Baca Juga: Krisis Covid-19 di India, Sejumlah Bintang Bollywood ‘Melarikan Diri’ Berlibur ke Maladewa
Dr Anurag Gupta, seorang spesialis ginjal di Rumah Sakit Sir Ganga Ram di New Delhi, memaparkan tentang bahaya yang mengancam para pasien yang tak melakukan dialisis tepat waktu, terutama selama pandemi Covid-19.
“Orang dengan penyakit ginjal kronis berisiko tinggi terkena kasus Covid-19 yang parah,” jelasnya. “Sangat penting bagi mereka untuk melanjutkan terapi dialisis tepat waktu. Menyaring darah dengan mesin dialisis membantu sistem kekebalan mereka kuat. Pasien yang sakit parah Covid-19 dan punya ginjal yang tak berfungsi baik, punya risiko kematian yang tinggi.”
Menurut Dr Gupta, pandemi telah menyebabkan masalah besar bagi para pasien ginjal di seluruh India. ”Tak ada tempat tidur di rumah sakit kami. Kami bahkan menempatkan dua pasien dalam satu tempat tidur demi menangani krisis Covid-19 ini. Setiap hari saya menangani 80 – 90 konsultasi virtual bagi pasien di rumah yang butuh panduan. Kami berupaya membuat mereka tetap dirawat di rumah supaya kondisi mereka tak lebih parah jika terpapar Covid-19,” terangnya. “Kami berupaya sebaik mungkin, tapi kondisinya memang suram.”
Baca Juga: Korban Covid-19 India Tembus 18 Juta Orang, Penggali Kubur dan Petugas Kremasi Bekerja Tanpa Henti
Uttar Pradesh merupakan salah satu negara bagian berpenduduk terbanyak di India, dengan populasi sekitar 200 juta orang. Ada lebih dari 22.000 kasus Covid-19 baru yang dilaporkan setiap harinya.
India kini mencatat lebih dari 300.000 kasus setiap hari selama lebih dari sepekan belakangan. Hingga 30 April, jumlah total kasus di Uttar Pradesh mencapai 310.783 kasus, dan sebanyak 12.572 orang telah meninggal. Di Lucknow, total kematian telah mencapai 1.799 orang.
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV