Ulama Kongo Syekh Ali Amini, Tewas Ditembak saat Salat di Masjid
Kompas dunia | 3 Mei 2021, 10:29 WIBKINSHASA, KOMPAS.TV - Ulama dari Republik Demokratik Kongo, Syekh Ali Amini, ditembak hingga tewas saat tengah salat.
Penembakan yang menimpa ulama senior negara itu, terjadi saat sedang menjalani Salat Isya di sebuah masjid di Kota Beni, Sabtu (1/5/2021).
Menurut aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Stewart Muhindo pelaku langsung lari setelah menjalankan aksinya.
Baca Juga: Dapat Pujian dalam Pengendalian Covid-19, Situasi India Kini Berbalik 180 Derajat
Muhindo mengungkapkan ini merupakan pembunuh pertama dengan cara seperti itu di Kota Beni.
“Insiden itu terjadi pada pukul 19.15 saat Salat Isya. Penembakan itu terjadi di dalam masjid dan mengenai Imam,” ujarnya dikutip dari BBC.
“Pelaku penembakan kemudian lari dan kabur dengan rekannya yang sudah menunggunya di luar masjid menggunakan motor,” tambah Muhindo.
Baca Juga: Krisis Covid-19 di India, Perempuan Meninggal di Mobilnya Setelah Menunggu 3 Jam untuk Dirawat
Penembakan ini pun cukup mengejutkan mengingat terjadi di masa Bulan Ramadan.
Meski masih belum jelas siapa pelaku penembakan tersebut, namun kekerasan di area tersebut seringkali dilakukan grup pemberontak Muslim, Aliansi Pasukan Demokrasi (ADF).
Baca Juga: Menlu Iran Minta Maaf Atas Ucapannya Dalam Rekaman yang Bocor ke Publik
Syekh Ali Amini sendiri kerap mengkritik dengan keras militan Islam yang berada di wilayah tersebut.
Sebelah timur Republik Demokratik Kongo memang kerap dilanda ketidakstabilan keamanan, karena serangan yang kerap dilakukan ISIS.
Baca Juga: Kastaf Gabungan AS: Militer Afghanistan Berpeluang Kepayahan Melawan Taliban Sepeninggal Pasukan AS
ISIS sendiri kerap mengakui sebagai pelaku dari beberapa serangan yang dilakukan ADF.
Namun, hingga kini belum diketahui seberapa kuat hubungan antara kedua kelompok tersebut.
ADF dibentuk 20 tahun di Uganda untuk menghadapi diskriminasi terhadap Muslim.
Baca Juga: Varian Covid-19 India Telah Capai Malaysia, Berasal dari Pemeriksaan di Bandara Kuala Lumpur
Mereka direlokasi ke sebelah timur Republik Demokratik Kongo setelah diusir keluar dari markasnya oleh militer Uganda.
Sejak militer Republik Demokratik Kongo melakukan serangan kepada mereka pada Oktober 2019, kekerasan yang dilakukan ADF kepada rakyat sipil pun meningkat.
Menurut PBB, setidaknya nyaris 200 orang telah terbunuh sejak Januari lalu.
Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV