Jenazah Atlet Rugbi Afrika Selatan yang Ditembak Mati Polisi AS Tiba di Kampung Halaman
Kompas dunia | 2 Mei 2021, 19:20 WIBJOHANNESBURG, KOMPAS.TV - Jenazah atlet rugbi Afrika Selatan Lindani Myeni yang ditembak mati oleh polisi Amerika Serikat tiba di Bandara Internasional OR Tambo pada Sabtu (1/5/2021).
Layanan doa singkat diadakan di bandara sebelum jenazah Myeni diserahkan kepada keluarga yang akan membawa jenazahnya kembali ke tempat kelahirannya di Provinsi KwaZulu-Natal (KZN) di sebelah timur Afrika Selatan.
Teman-teman dan keluarganya menggambarkan Myeni sebagai sosok yang penuh kasih, baik dan lembut.
"Ini tuduhan yang menyedihkan bagi orang-orang Amerika bahwa negara mereka terus dikaitkan dengan pembunuhan orang kulit hitam yang tidak masuk akal oleh polisi-polisi mereka," kata Nonhlanhla Khoza, anggota Dewan Eksekutif Departemen Pembangunan Sosial KZN, dalam layanan doa tersebut, seperti dilansir Xinhua, Minggu (02/05/2021).
"Pembunuhan yang ceroboh terhadap putra kami. Jika demikian faktanya, telah memudarkan sedikit harapan bahwa sikap polisi akan bisa berubah dengan cepat."
Menurut laporan, Myeni tewas dalam konfrontasi dengan polisi Hawaii, yang mengklaim mereka mengambil tindakan sebagai respons atas laporan perampokan.
Namun, istri Myeni mengatakan kepada media bahwa tuduhan itu tidak masuk akal, karena suaminya sedang dalam perjalanan pulang.
Baca Juga: Lagi, Kasus Penembakan Massal di Wisconsin, 3 Tewas dan 2 Luka, Tersangka Masih Buron
Partai Pembangunan Sosial KwaZulu-Natal (KZN) pada Sabtu (01/05/2021), mengecam pemerintah Amerika Serikat karena terus membunuhi orang kulit hitam melalui tangan polisi, seperti dilaporkan Eyewitness News Zambia, Minggu (02/05/2021).
Saat jenazah Myeni tiba di Johannesburg pada hari Sabtu, keluarga, teman dan pejabat pemerintah berada di lokasi untuk menerima jenazahnya.
Istri Myeni, Lindsay, dan kedua anak mereka termasuk di antara pelayat yang menghadiri upacara penyambutan jenazah.
KZN Social Devlopment MEC, Nonhlanhla Khoza, yang juga hadir, mengatakan dia yakin pemerintah AS seharusnya menundukkan kepalanya karena malu atas pembunuhan orang kulit hitam.
"Atas nama Provinsi KwaZulu-Natal dan Afrika Selatan, kami akan menolak Myeni menjadi statistik lain dalam daftar panjang pria dan wanita kulit hitam yang dibunuh oleh Amerika Serikat."
Khoza mengatakan AS dan para pemimpin dunia telah gagal dalam menangani kekerasan dan kebrutalan yang dialami oleh orang kulit hitam oleh aparat kepolisian.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV